Find Us On Social Media :

Kisah Nelangsa Dua Nenek Buta Kakak Beradik, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni hingga Jual Harta Benda demi Sesuap Nasi

By Mia Della Vita, Sabtu, 19 Oktober 2019 | 18:14 WIB

Dua nenek kakak-beradik penyandang tunanetra yang tinggal di Gresik.

Tetangga dua nenek tersebut mengatakan warga sekitar sering mengirimi makanan untuk mereka.

"Memang yang sering sakit-sakitan itu Mbah Siti, kalau Mbah Simah yang sakit ya susah nggak ada yang masak, makanya kami kebanyakan kirimi makanan saat Mbah Simah sakit," beber Rika.

Simah sendiri mengaku bersyukur, saat ini sudah banyak pihak yang membantu, lantaran merasa iba dengan kehidupan mereka.

Baik pribadi, instansi, pemerintah desa setempat, hingga pemerintah daerah.

Baca Juga: Temannya Mati Karena Kanker, Kucing Ini Tak Bisa Menahan Kesedihan Saat Perpisahan

4. Kaki Pernah Terbakar saat Memasak

Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, Simah yang sudah tidak dapat melihat harus memasak untuknya sendiri dan juga kakaknya.

Meski masakan itu, diakui oleh Simah sebisa dia lakukan, asal dapat untuk dikonsumsi bersama Siti.

"Masak sendiri untuk makan, sampai pernah kaki ini terkena (bara) api karena tidak bisa melihat."

"Sebab Siti sudah tidak bisa apa-apa, sering sakit-sakitan, jalan saja sudah pakai tongkat. Kadang juga dikasih orang," kata Simah.

Baca Juga: Bahaya Kebiasaan Menjemur Pakaian di dalam Ruangan bagi Kesehatan

5. Jual Tanah di Sebelah Rumah

Mengutip TribunWow.com, Sabtu (19/10/2019), Simah dan Siti tinggal di rumah warisan orangtuanya yang berukuran 10 x 12 meter.

Sekitar tahun 1990-an, mereka menjual sebidang tanah warisan yang ada di sebelah rumah mereka.

"Tapi sudah lama kami jual. Dulu saat dibeli katanya mau dibuat mushalla, makanya saya mau jual, tapi sampai sekarang kok tidak dibangun-bangun musalanya," ucap Simah.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Ussy Sulistiawaty Berharap Bangsa Indonesia Refleksi Diri Sendiri Terlebih Dahulu Sebelum Protes Kepada Pemimpin Nantinya

Simah mengaku lupa berapa uang yang ia terima saat itu.

Namun ia bercerita uang penjualan tanah tersebut digunakan untuk membangun kamar mandi dan toilet.

Sisanya sebesar Rp 250.000, ia simpan.

"Ya itu nak, ngomongnya kan mau dibuat musholla jadi ya saya setuju saja menjualnya, tapi kok belum dibangun-bangun sampai sekarang," kata Simah. (*)