Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Kasus pembantaian masal yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar membuat beberapa warga harus mengungsi.
Melansir Al Jazeraa, seorang warga bernama Hakim Ali adalah satu dari 650.000 warga Rohingya yang meninggalkan Myanmar.
Menurut PBB kasus Rohingya merupakan tindak kekerasan tentang pelenyapan etnis minoritas.
Hal ini juga merujuk pada tuduhan tindak Genosida, kekerasan seksual, dan pelecehan lainnya.
( BACA : Keseruan Thalia Putri Onsu Bermain di Sawah, Asyik Banget! )
Lantaran tak punya biaya untuk membeli ikan dan sayuran, Ali dan beberapa warga Rohingya lainnya menjual barang sumbangan.
Ali menceritakan bahwa ia pernah mencoba pergi ke kota untuk mencarai uang, namun usahanya gagal.
Suatu hari, Ali berdiri dengan tenang di sebuah pos pemeriksaan polisi di pinggiran pemukiman pengungsi Rohingya, Bangladesh.
Dia mengatakan kepada seorang polisi yang bertugas bahwa dia ingin melihat anaknya.
( BACA : Wah.. Aura Kasih dan Aurel Hermansyah Kenakan Dress Kembar, Kepoin Penampilan Mereka deh! )
Saat itu anaknya berada di rumah sakit yang terletak di luar pos pemeriksaan.
Petugas tersebut mengatakan kepada Ali bahwa dia memerlukan surat resmi yang memverifikasi bahwa anaknya berada di rumah sakit.
Tapi Ali, yang tidak membawa apa-apa bersamanya, tidak memiliki surat seperti itu.
Ali memilih mundur dan berbalik arah.
Saat dia pergi, Ali mengatakan bahwa ia memang ingin mengunjungi rumah sakit tersebut.
Namun, Ali akhirnya mengakui bahwa ia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan sehingga bisa membeli ikan dan sayuran.
Sebagai seorang nelayan di Myanmar, Ali mengatakan bahwa lelah dengan makanannya di kamp.
"Saya dulu suka makan ikan atau sayuran satu atau dua kali seminggu," jelasnya.
( BACA : Polisi Akan Selidiki Seberapa Aktif Roro Fitria Pakai Narkoba )
"Saya rindu mencicipi ikan," katanya.
Ali menambahkan bahwa ia merasa lebih kuat saat makan ikan dan sayuran.
Pembatasan gerakan telah memaksa banyak orang Rohingya, seperti Ali, untuk mencari metode lain agar mendapatkan makanan yang mereka inginkan dan butuhkan.
Salah satu cara utama yang mereka lakukan adalah dengan menjual bantuan pangan WFP mereka dan mendapatkan uang tunai.
(*)