Find Us On Social Media :

Sebuah Perusahaan IT di Jepang Memperkerjakan Para Penyandang Disabilitas Untuk Membuat Mesin Penjual Otomatis (Jidouhanbaiki)

By Fahrisa Surya, Selasa, 20 Februari 2018 | 21:56 WIB

Mesin Penjual Otomatis (Jidouhanbaiki) | japantimes.co.jp

Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Grid.ID - Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kemajuan teknologinya.

Tak heran jika negeri Doraemon ini menjadi salah satu rujukan bagi para pelajar yang ingin memperdalam ilmu seputar teknologi dan sains.

Dilansir Grid.ID dari laman japantimes.co.jp, sebuah mesin penjual otomatis atau Jidouhanbaiki yang menjual potongan-potongan origami baru saja dipasang di dekat kuil Toshogu.

(BACA: Chelsea Islan Berikan Beasiswa Les Bahasa Inggris Untuk 1000 Putra-Putri Indonesia, Keren!)

Kuil Toshogu merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang cukup populer di Nikko, Jepang.

Uniknya, mesin tersebut tidak dibuat dari tangan manusia normal seperti pada umumnya.

Mesin itu dibuat oleh seorang penduduk setempat yang memiliki disabilitas.

Mesin tersebut terbuat dari bekas mesin rokok yang kembali diperbarui dengan desain baru yang penuh warna.

(BACA: Dikenal Sebagai Pemain Film, Inilah Sisi Lain Chelsea Islan yang Punya Kepedulian Khusus Pada Satwa yang Dilindungi di Indonesia)

Sejak dipasang pada bulan Oktober tahun lalu, mesin ini telah terbukti menarik hati para pelancong yang datang mengunjungi kuil Toshogu.

Ternyata mesin ini digarap oleh sebuah perusahaan IT di Jepang yang memperkarjakan para penyandang disabilitas di sana.

Gagasan ini pertama kali muncul dalam sebuah percakapan santai di sebuah kator perusahaan di dekat Utsunomiya.

Akhirnya Satoshi Waki selaku presiden dari perusahaan tersebut memutuskan untuk merealisasikan gagasannya itu.

(BACA: Jadi Brand Ambassador Berani Mimpi 2017, Inilah Kisah Chelsea Islan Saat Menghadiri Peresmian Honai Belajar Anak di Papua )

Pihak perusahaan berharap agar ia bisa memberi contoh perusahaan lainnya untuk memberi kesempatan kepada para penyandang disabilitas untuk bekerja.

Menurut Waki, gagasan ini bisa menjadi kesempatan untuk menjangkau para pelanggan dan membantu mereka berinteraksi secara lebih akrab dengan para penyandang disabilitas di Jepang. (*)