Laporan Reporter Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Seorang pengguna Facebook bagikan pengalamannya ketika mencari taksi online lalu dihadang Oknum tak dikenal.
Melansir akun Facebook Sari Hardiyanto melalui postingan yang diunggah pada Selasa (20/2) mendadak viral.
Postingan tersebut dibagikan sebanyak 7.220 kali dan mendapat 6,4 ribu komentar.
Pemilik akun ini membagikan kisah dirinya diteror oleh oknum tak dikenal ketika hendak mencari taksi online.
Peristiwa tersebut terjadi pada 16 Februari 2018 bermula saat si pemilik akun berangkat dari Jakarta dan mendarat di Bandara Adi Soemarmo Solo.
Sekitar pukul 19.30, ia tiba di bandara tersebut dan langsung mencari taksi online.
Order pertama gagal karena ternyata sopir online yang di ordernya tidak berani mengambil pesanan di bandara.
Kata sopir yang bersangkutan, tidak boleh mengambil penumpang online di dalam bandara.
"Kami pun mencoba kembali order taksi online di luar pintu bandara, tepat di samping jalan raya," ujar Sari Si Pemilik akun tersebut.
"Meski ordernya diterima, tetapi lagi-lagi sopir online yang kami pesan tidak berani juga mengambil orderan meski berada di luar bandara."
"Tak patah arang, akhirnya order taksi konvensional, anehnya mereka mau menjemput dengan syarat, kami berdua, saya dan istri kembali ke dalam bandara. "
"Awal keganjilan pun mulai terlihat ketika kami berada di luar pintu bandara untuk menunggu jemputan."
"Sejumah pria dewasa terlihat mengawasi gerak-gerik kami, bak maling saja sepertinya."
"Bahkan terlihat 3 orang pria dengan satu sepeda motor mendekati dan mengobrol di belakang kami dengan gerak-gerik mengawasi."
Akhirnya Sari dan istrinya ini keluar berjalan kaki menjauh dari Bandara dengan jarak yang lumayan jauh.
Hingga akhirnya Sari dan Istrinya tiba di sebuah minimarket, ketika di Minimarket terlihat seorang pengendara mobil tengah membeli rokok.
Diduga orang tersebut adalah pengemudi taksi online karena dilihat dari gerak-geriknya akhirnya Sari dan istrinya melakukan negosiasi untuk mengantarkan mereka berdua.
Baru masuk ke dalam mobil, seorang pria dengan seragam cokelat langsung mendatangi Sari dan istrinya di dalam mobil.
Pria berseragam ini mengaku petugas bandara dan mengatakan "taksi online tak boleh mengambil penumpang di sini".
"Akhirnya si oknum petugas tadi memaksa masnya driver yang kami tumpangi ke pos yang dia bilang kantor bandara."
(BACA: Hendak Diperkosa Pengemudi Taksi Online, Seorang Wanita Berpura-pura Mengidap HIV)
"Sewaktu saya menjelaskan bahwa kami tidak memesan online, pria berbaju cokelat dan mengaku sebagai petugas tadi tidak menggubris dan terus memaksa dijelaskan di kantor saja."
Karena khawatir, Sari dan istrinya mengikuti driver tersebut untuk dibawa ke tempat yang disebut sebagai kantornya.
"Begitu sampai, kami diminta untuk turun. Masnya driver langsung ditemui seorang pria berbaju putih dg memakai ID Card yang saat itu tidak begitu jelas."
"Keanehan demi keanehan pun terlihat. Masnya driver tiba-tiba dibawa mojok di samping sebuah bangunan dengan cahaya kurang memadai."
Sari pun teriak, "Pak kalau mau ngobrol ke depan saja, di sini lebih terang. Kenapa harus mojok di belakang."
Teriakan pertama tersebut tidak digubris hingga Sari berteriak untuk kedua kalinya barulah digubris dan mereka berpindah tempat.
"Waktu itu, kami bertiga langsung dikerumuni setidaknya lima orang dari segala penjuru, depan, belakang. 4 pria berbaju cokelat2 dan seorang berbaju putih dengan menggunakan ID Card.
Hingga akhirnya terjadilah cekcok antara Sari dan para oknum tersebut, mereka bersikukuh jika tak boleh mengambil penumpang di area bandara.
(BACA: Hati-hati! Guru Wanita Ini Dirampok Kemudian Dibunuh Oleh Oknum Pengemudi Taksi Online)
Namun, Sari juga bersikukuh untuk menunjukkan bukti aturan yang melarang taksi mengambil penumpang di bandara.
Bahkan Sari menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan jika dirinya tak memesan taksi online.
Perdebatan kian memanas dan ramai, Sari ditarik istrinya untuk meninggalkan tempat tersebut.
Bak diundang satu per satu, banyak taksi bandara mendatangi bangunan tempat mereka dibawa.
Sari dan istrinya pun memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut dengan berjalan kaki menuju tempat semula.
Hingga berita ini diturunkan belum ada kelanjutan dari peristiwa ini, Sari dan istrinya jalan hingga perempatan Colomadu yang jaraknya lumayan jauh dan memesan taksi lokal via telepon.
(*)