Grid.ID - Pendiri sekaligus CEO Gojek, Nadiem Makarim, menjadi salah tokoh yang diisukan akan dijadikan menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Isu tersebut muncul usai Nadiem Makarim terlihat datang ke Istana Kepresidenan pada Senin (21/10/2019).
Mengutip Tribunnews.com, Nadiem Makarim juga telah mengaku telah ditawari posisi sebagai menteri dalam kabinet Jokowi.
Baca Juga: Muak dengan Suara Tangis, Wanita Ini Tega Bunuh Seorang Balita dengan Bubuk Cabai
“Ini merupakan kehormatan yang luar biasa bagi saya.
"Saya merasa senang jadi orang Indonesia saat ini,” ucap Nadiem.
Pria kelahiran Singapura 4 Juli 1984 itu mengatakan, ia diminta Presiden Jokowi untuk mengisi pos di bidang pengembangan inovasi dan sumber daya manusia.
Sehingga muncul rumor baru, yang menyebut Nadiem akan diangkat menjadi Menteri Pendidikan atau Menteri Digital dan Ekonomi Kreatif.
Baca Juga: Sadis! Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Pria Pontianak Tusuk 4 Kucing pada Bagian Mata
Namun tampaknya, ada pihak yang tak menerima keputusan Presiden Jokowi untuk mengangkat Nadiem Makarim sebagai menteri.
Pihak tersebut adalah mitra-mitra driver Gojek, perusahaan yang dipimpin oleh Nadiem Makarim sendiri.
Bahkan, para mitra gojek tersebut berjanji akan menggelar demonstrasi besar-besaran jika Nadiem Makarim ditunjuk sebagai menteri di Kabinet Kerja Jilid II.
Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, kini pihaknya tengah menggodok jadwal demonstari besar-besaran untuk menolak keputusan Jokowi tersebut.
"Jadi untuk rencana unjuk rasa kami sedang komunikasi dengan seluruh ketua Garda di Indonesia.
"Hari ini baru bisa ditentukan kapan (unjuk rasa). Itu pun kalau semua sudah komunikasi karena kan rencana serentak di seluruh Indonesia," ucap Igun dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Igun mengatakan, rencananya demo akan digelar serentak oleh pengemudi gojek di beberapa wilayah di Indonesia.
Contohnya seperti di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan beberapa tempat di pulau Jawa termasuk di Jakarta.
Saat ditanya alasannya, Igun mengaku memiliki kekhawatiran tersendiri jika nanti Nadiem Makarim resmi diangkat menjadi menteri.
Ia khawatir, Nadiem akan membuat peraturan yang menguntungkan perusahaan dan menomorduakan buruh dan pekerja.
Kegelisahaan itu muncul lataran Igun menilai, Nadiem Makarim telah menerapkan peraturan tersebut di perusahaannya sendiri, Gojek.
"Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, hampir semua kantor Gojek didemo oleh para mitra driver karena belum bisa menyejahterakan mitra driver," lanjut Igun.
Oleh karena itu, Igun berharap Jokowi bisa mempertimbangkan keputusannya untuk mengangkat Nadiem Makarim menjadi menteri.
"Kami minta Presiden Jokowi mengkaji ulang lagi aspek sosial dan psikologi dari Gojek online.
"Karena masih banyak mitra driver yang melakukan perlawanan karena tidak sejahtera," pungkas Igun. (*)