Memasuki SMA, Mahfud MD mulai mendapat beasiswa.
Beasiswa itu terus didapatnya hingga mampu membawa Mahfud MD hingga ke jenjang perguruan tinggi.
"Kemudian saya dapat beasiswa sampai S3, dapat (beasiswa) Supersemar selama kuliah S1, S2, dan S3," ucap Mahfud.
Meski mendapat beasiswa, Mahfud MD tak serta merta bisa berleha-leha belajar di perguruan tinggi.
Ia bercerita, semasa kuliah di Yogyakarta pada 1974, dirinya pernah belajar di kuburan.
"Jadi begini, saya di Jogja itukan kos, sebagai anak kos dulu rumahnya gedek, lantainya belum ada semen apa gitu, sederhana sekali di tahun 74 saya di Jogja," tuturnya.
Oleh karena itu, Mahfud MD lebih memilih untuk belajar di kuburan.
"Jadi misalnya selesai sekolah jam satu, makan dulu, jam tiga ke kuburan.
"Di sana ada lampu juga, enggak usah bayar, kan ada listrik.
"Kuburan cina kan waktu itu mewah, kita tidur lebih enak di situ daripada di rumah," ujar Mahfud mengenang masa-masa kuliahnya dulu.
(*)