Find Us On Social Media :

Indonesia Merdeka Sinyal 2020, Pemerataan Akses Telekomunikasi dan Informasi Segera Terwujud

By None, Kamis, 24 Oktober 2019 | 15:29 WIB

Bendera Indonesia berkibar di bukit yang menjulang di Taman Nasional Lorents, Papua. Di bukit ini telah dibangun sebuah menara repeater Palapa Ring Timur di ketinggian 4.300 meter di atas permukaan laut, yang sekaligus menandai menara tertinggi di Indonesia.

Dirut Anang mengatakan program utama BAKTI yaitu penyediaan infrastruktur yang melalui Program Penyediaan Backbone Palapa Ring, Penyediaan BTS Sinyal, Penyediaan Satelit Multifungsi, dan Penyediaan Perangkat Penyiaran di Perbatasan.

“Dalam waktu dua tahun sejak 2015, lebih dari 3.000 desa di Indonesia telah merasakan langsung kinerja BAKTI. Peningkatan kinerja terus kami lakukan untuk memastikan bahwa negara hadir dalam melayani kebutuhan akses telekomunikasi masyarakat atas hak informasi,” ujar Anang.

Direktur Penyediaan Infrastruktur BAKTI, Dhia Anugrah Febriansyah, mengatakan dari tahun 2015 sampai 2018, BAKTI telah membangun 855 BTS yang tersebar di 3T.

Lahirnya kata “Merdeka Sinyal” disini berawal dari gambaran peta sebaran seluler 2018 di Indonesia mulai dari 2G, 3G, dan 4G.

Dari gambar tersebut terlihat belum mencapai 100 persen desa di Indonesia mendapatkan sinyal.

Oleh karena itu, istilah Indonesia Merdeka Sinyal 2020 lahir.

“Sudah menjadi kewajiban pemerinah untuk menyelesaikan infrastruktur, dengan tidak lagi berhitung untung rugi. Dan, kenapa harus dibangun dengan serat optik, karena sampai sejauh ini menjadi jaringan yang terbaik untuk 4G. Berikutnya akan muncul 5G,” ujar Anang.

Pembangunan telekomunikasi ini diharapkan menghasilkan sinyal yang bukan hanya cepat tetapi ngebut dan dapat menyatukan seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Marauke, dan Pulau Miangas sampai Pulau Rote.

Total panjang serat optik yang dibangun sepanjang 12.148 km, yang terdiri dari 7.862 km kabel laut dan 4.286 km kabel darat.

Namun, dalam prosesnya pembangunan, tidak semua lokasi dapat terhubung dengan kabel serat optik.

Masih ada 150.000 desa dipedalaman yang jauh dari ibukota kabupaten, sehingga tidak dapat dijangkau menggunakan kabel. Adanya kendala ini melahirkan konsep satelit multifungsi, dimana yang tidak terjangkau dengan kabel akan menggunakan satelit multifungsi.

Selain itu, pemerintah akan menargetkan memiliki Satelit sendiri pada akhir tahun 2020.