Grid.ID - Sudah 74 tahun Indonesia merdeka, namun akses komunikasi merupakan permasalahan yang masih dihadapi Indonesia.
Permasalahan ini akan segera berubah dengan rampungnya proyek Palapa Ring.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan target pemerintah untuk Indonesia merdeka sinyal akan tercapai pada pertengahan tahun nanti.
Pembangunan serat optik Palapa Ring ini akan menghubungkan 34 provinsi, 514 kota maupun kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 km dan kabel di daratan mencapai 21.807 kilometer.
Selain itu, jaringan palapa ring juga akan menghubungkan sekitar 214.000 sektor, baik sekolah, Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), rumah sakit, dan sektor lainnya.
Dengan adanya proyek Palapa Ring ini akan memeratakan internet seluruh Indonesia dengan perbedaan harga yang semakin kecil antara Pulau Jawa dan Pulau-pulau di luar Jawa.
Infrastruktur telekomunikasi merupakan sine quo non untuk meningkatkan pertumbuhan, termasuk investasi di Indonesia.
Selain itu, tinggal di era teknologi membuat potensi ekonomi digital sangat besar, namun hal ini tidak bisa dinikmati oleh mayoritas masyarakat Indonesia terutama di 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Oleh karena itu, pemerintah akan membangun infrastruktur telekomunikasi dalam rangka menunjang ekonomi digital, antara lain dengan menggelar teknologi 4G di wilayah perbatasan Indonesia.
Dalam diskusi bertajuk “Menuju Indonesia Merdeka Sinyal”, Dirut BAKTI menjelaskan dampak hadirnya konektivitas yaitu akan ada perkembangan perekonomian digital yang meliputi tele-education, tele-health, dan lainnya, sehingga mampu mendorong perekonomian di desa-desa.
“Inilah komitmen kami (Pemeritah). Sehingga, ke depan bukan lagi 2G tapi langsung 4G yang terkoneksi langsung dengan internet.
Sehingga sampai di pedesaan di manapun bisa menjual hasil usaha dan pertaniannya melalui online,” ujar Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Anang Latif.
Dirut Anang mengatakan program utama BAKTI yaitu penyediaan infrastruktur yang melalui Program Penyediaan Backbone Palapa Ring, Penyediaan BTS Sinyal, Penyediaan Satelit Multifungsi, dan Penyediaan Perangkat Penyiaran di Perbatasan.
“Dalam waktu dua tahun sejak 2015, lebih dari 3.000 desa di Indonesia telah merasakan langsung kinerja BAKTI. Peningkatan kinerja terus kami lakukan untuk memastikan bahwa negara hadir dalam melayani kebutuhan akses telekomunikasi masyarakat atas hak informasi,” ujar Anang.
Direktur Penyediaan Infrastruktur BAKTI, Dhia Anugrah Febriansyah, mengatakan dari tahun 2015 sampai 2018, BAKTI telah membangun 855 BTS yang tersebar di 3T.
Lahirnya kata “Merdeka Sinyal” disini berawal dari gambaran peta sebaran seluler 2018 di Indonesia mulai dari 2G, 3G, dan 4G.
Dari gambar tersebut terlihat belum mencapai 100 persen desa di Indonesia mendapatkan sinyal.
Oleh karena itu, istilah Indonesia Merdeka Sinyal 2020 lahir.
“Sudah menjadi kewajiban pemerinah untuk menyelesaikan infrastruktur, dengan tidak lagi berhitung untung rugi. Dan, kenapa harus dibangun dengan serat optik, karena sampai sejauh ini menjadi jaringan yang terbaik untuk 4G. Berikutnya akan muncul 5G,” ujar Anang.
Pembangunan telekomunikasi ini diharapkan menghasilkan sinyal yang bukan hanya cepat tetapi ngebut dan dapat menyatukan seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Marauke, dan Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
Total panjang serat optik yang dibangun sepanjang 12.148 km, yang terdiri dari 7.862 km kabel laut dan 4.286 km kabel darat.
Namun, dalam prosesnya pembangunan, tidak semua lokasi dapat terhubung dengan kabel serat optik.
Masih ada 150.000 desa dipedalaman yang jauh dari ibukota kabupaten, sehingga tidak dapat dijangkau menggunakan kabel. Adanya kendala ini melahirkan konsep satelit multifungsi, dimana yang tidak terjangkau dengan kabel akan menggunakan satelit multifungsi.
Selain itu, pemerintah akan menargetkan memiliki Satelit sendiri pada akhir tahun 2020.
Dengan adanya Saetlit ini, diharapkan pemerataan akses internet di seluruh Indonesia akan tercapai, terutama di daerah yang sulit dibangun BTS.
Mentri Rudiantara mengatakan Satelit milik Indonesia akan rampung pada akhir tahun 2022.
Namun, sambil menunggu operasional satelit tersebut, pemerinta akan menyewa satelit milik swasta dengan karakteristik yang hampir sama.
Tambahnya, Satelit Indonesia yang akan dibangung difokuskan pada daerah-daerah yang termasuk 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), serta daerah perbatasan.
Kedua proyek, Satelit dan Palapa Ring ini diharapkan bisa bermanfaat banyak untuk masyarakat Indonesia di seluruh pelosok negeri.
(*)