Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Nadiem Makarim yang tidak memiliki jejak pengalaman sektor pendidikan, pada akhirnya diragukan dapat memenuhi ekspektasi masyarakat yang tinggi.
Pilihan Presiden Joko Widodo memposisikan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya memunculkan tanda tanya dari berbagai pihak.
Terlebih Nadiem Makarim juga menempati usia termuda di antara Menteri terbaru Jokowi.
Pasalnya mantan bos Gojek itu terpilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) di usia 35 tahun.
Melansir dari Tribunnews.com pada Senin (28/10/2019), Nadiem mengakui di usianya yang cukup belia, ada pihak yang mempertanyakan kemampuannya.
"Apakah ada yang mempertanyakan kemampuan saya dengan tanggung jawab sebesar ini? Pasti," ujarnya.
"Apakah saya bisa memenuhi ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi pada saya? Waktu yang akan menjawab," tambah Nadiem dalam sambutannya saat Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Kemendikbud, Sudirman, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Namun, Nadiem tidak ragu untuk mengemban amanah dan kepercayaan yang diberikan oleh Jokowi.
"Tapi saat saya diberikan kesempatan dari presiden untuk membantu generasi berikutnya, saya tidak berpikir dua kali. Saya melangkah ke depan apapun risikonya," tambah Nadiem.
Sebagai Menteri perwakilan generasi muda, Nadiem mengaku ini adalah kesempatan untuk dirinya mewakili kaum milenial membangun bangsa.
"Saya mewakili generasi milenial ke bawah. Kehadiran saya di sini membuka berbagai macam kesempatan generasi berikutnya, kawan-kawan pemuda gerbang kita telah terbuka," ujarnya.
Seperti yang diketahui, sejak terpilih menjadi Kemendikbud, Nadiem telah mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya.
Baca Juga: Resmi Jadi Menteri, Nadiem Makarim Bingung Tak Tahu Siapa Ajudannya: Bapak Siapa?
Nadiem telah melepaskan jabatannya sebagai bos Gojek untuk fokus mengemban amanah tugasnya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Kendati demikian, terpilihnya Nadiem Makarim tentu saja bukan tanpa alasan.
Melansir dari Kompas pada Senin (28/10/2019), setidaknya ada 3 alasan kenapa Presiden Jokowi Memilih Nadiem Makarim untuk bergabung di Kabinet Kerja Jilid dua bersama Amin Ma'ruf.
Di antaranya, Jokowi menilai latar belakang yang dimiliki Nadiem justru menjadi modal tersendiri.
Keahliannya di bidang teknologi sebagai perusahaan rintisan menjadikan sosok Nadiem berbeda.
Selainitu, penguasaan teknologi yang dilakukan Nadiem nyatanya dapat memberikan perubahan yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.
"Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan. Sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," ujarnya.
Eks Gojek itu diyakini dapat menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar pendidikan yang sama bagi 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama," jelas Jokowi.
Sementara itu Jokowi juga menyatakan bahwa Nadiem telah bercerita banyak hal kepadanya tentang apa yang telah dilakukannya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Banyak terobosan baru yang dapat memberikan perubahan besar itu.
(*)