Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Pembunuhan sadis yang menimpa PNS di Palembang, Sumatera Selatan akhirnya terungkap.
Aprianita merupakan PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang.
Ia dikabarkan menghilang dan diculik beberapa waktu lalu sebelum ia ditemukan tewas di TPU Kandang Kawat.
Melansir dari Tribunnews pada Selasa (29/10/2019) mayat Aprianita dikubur dan dicor semen pada kedalaman 50 cm.
Pelaku mengaku mengecor jenazah pada kedalaman 50 centimeter agar tidak terlihat seperti makam, hal ini disengaja agar meyerupai jalan setapak.
Pihak keluarga akhirnya mengenali mayat tersebut dari pakaian serta jilbab yang digunakan korban.
Mereka membenarkan bahwa pakaian tersebut digunakan Aprianita terakhir kali sebelum hilang diculik.
Dari hasil penyelidikan polisi, pelaku ternyata merupakan rekan kerja korban.
Melansir dari Kompas, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan, Kombes Pol Supriadi membenarkan hal tersebut.
Yudi telah mengaku mengenal Aprianita sejak 2014 lalu.
Keduanya bertugas di tempat yang sama, hingga menjalin bisnis jual beli mobil bersama.
Motif pembunuhan ini berawal saat Yudi menawarkan mobil kepada Aprianita.
Yudi menawarkan kepada Aprianita mobil jenis Toyota Kijang Innova tahun 2016.
Pihak Aprianita telah mentransfer sejumlah uang kepada Yudi.
Namun karena, mobil tak kunjung datang akhirnya Aprianita meminta uang dikembalikan.
Karena tak memiliki uang, ia akhirnya merencanakan aksi pembunuhan tersebut.
Yudi mengaku tega membunuh korban karena terlilit utang sebesar Rp 145 juta, untuk pembelian satu unit mobil jenis Toyota Kijang Innova tahun 2016 yang ditawarkannya pada korban.
"Saya waktu itu tidak ada uang. Bingung mau bayarnya pakai apa. Akhirnya saya merencanakan membunuhnya," ujar Yudi.
Yudi mengaku sebelumnya ia mendapatkan saran dari Nopi alias Aci untuk membunuh Apranita.
Tak membayar hutang, alih-alih Yudi justru menyiapkan sejumlah uang sebesar Rp 15 juta.
Uang tersebut direncanakannya untuk diberikan kepada Ilyas, Nopi dan Amir diberikan untuk merencanakan pembunuhan tersebut.
"Setelah aksinya berjalan lancar, Ilyas dikasih uang Rp 4 juta. Untuk Nopi dan Amir Rp 11 juta. Sekarang tersangka, Nopi dan Amir masih kita kejar dan akan diterbitkan DPO," terang Kabid Humas Polda Sumatera Selatan.
(*)