Saat dia menutup tabung itu dengan karton hitam, beberapa sinar tak kasat mata masih bisa menerangi layar yang dilapisi platinobarium sebesar 9 kaki (2,7 meter).
Roentgen yang melihat pemandangan itu menyebutnya sebagai fenomena sinar-X yang tidak diketahui.
Dalam waktu singkat, Roentgen menemukan bahwa sinar-X juga bisa ditangkap di piring fotografi.
( BACA : Gila! Begini Wajah Asli Roro Fitria dan Ini Penjelasan Mengenai Oprasi Plastik )
Dengan menggunakan tangan istrinya sebagai subjek tes, Sinar-X berhasil menunjukkan gambar yang menembus kulit dan otot.
Sayangnya gambar yang terlihat terhalang oleh tulang dan logam.
Untuk pertama kalinya, Roentgen bisa melihat ke dalam tubuh manusia tanpa melakukan operasi.
Roentgen lalu menawarkan penemuannya ini untuk dipatenkan.
( BACA : Lagi Flu? Ini Dia Deretan Makanan yang Harus Kamu Konsumsi )
Namun, komunitas medis menolak untuk menerima teknologinya ini.
Seiring berjalannya waktu, mesin ini akhirnya diterima dan pertama kali digunakan untuk mendiagnosis patah tulang dan koin yang tertelan.
Sejak itu, sinar-X digunakan untuk membantu mengobati tumor kanker dan penyakit kulit.
Efek berbahaya dari paparan sinar-X tidak diketahui awalnya.
( BACA :
Namun sekarang dokter dan teknisi mengambil tindakan pencegahan khusus untuk menghindari efek samping radiasi.
Akhirnya Roentgen menerima Hadiah Nobel pertama dalam bidang fisika pada tahun 1901.
(*)