Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Kisah menyedihkan datang dari Tiongkok.
Seorang wanita 24 tahun bernama Wu Huayuan dan sang adik berjuang bersama untuk bertahan hidup.
Kakak beradik ini tidak memiliki penghasilan lagi sejak ayahnya meninggal di tahun 2014 karena penyakit sirosis.
Wu diketahui harus memikul beban keluarga setelah ayahnya tiada.
Wu dan adiknya harus bertahan hidup hanya dengan Rp 2,5 juta per bulan.
Melansir dari World of Buzz pada Minggu (3/11/2019), untuk menghemat uang dan membiayai adiknya, Wu tidak mau sarapan setiap hari.
Wu hanya makan roti pada saat makan siang dan makan malam.
Bahkan tak jarang ia hanya makan nasi putih dengan saus cabe.
Setiap hari ia membatasi dirinya hanya dengan menghabiskan sekitar Rp 4 ribu untuk biaya makan.
Wu rela melakukan hal itu lantaran untuk membiayai perawatan sang adik yang menderita penyakit mental.
Kini gadis malang tersebut telah berusia 24 tahun namun ia hanya memiliki berat 21 kilogram dan tinggi 135 centimeter.
Wu juga banyak kehilangan rambutnya dan tidak memiliki alis karena tubuhnya yang kurus dan tidak memiliki nutrisi.
Tak seperti wanita lain seusianya, ia tampak seperti anak kecil yang kekurangan gizi.
Wu kini dikabarkan sering jatuh sakit, tetapi ia tetap tidak mau menghabiskan uang untuk membiayai dirinya.
Ia hanya membeli obat murah di warung karena berniat kumpulkan uang Rp 10 juta untuk perawatan adiknya.
Beruntungnya, penyakit mental yang diderita sang adik dapat sembuh dalam waktu 1 tahun.
Wu kini menjadi viral saat kesehatannya memburuk dan ia bahkan tak sanggup berjalan dengan jarak 40 meter.
Baca Juga: Kisah Nastasia Urbano, Model Terkenal dengan Bayaran 1 Juta Dolar yang Kini Hidup Menggelandang
Ia akhirnya dibawa ke rumah sakit dan harus melakukan perawatan.
Dokter mengatakan bahwa Wu memiliki masalah dengan jantungnya karena kekurangan gizi parah.
Namun Wu tetap saja menolak untuk operasi karena tidak memiliki banyak uang.
Teman-teman yang tak tega melihat kondisi Wu akhirnya menyelamatkan hidupnya.
Mereka membuat penggalangan dana dan menyumbangkan uang mereka untuk pengobatannya.
Wu sangat bersyukur atas hal itu, adiknya juga bertekad mencari pekerjaan untuk membantu pengobatakan kakaknya.
Kini meskipun Wu telah jatuh miskin, ia masih terus berjuang mengejar mimpi.
Dia bahkan mendapat beasiswa untuk belajar di Sebuah Universitas di Guizhou.
Kini ia telah berada di tahun ketiga di fakultas ekonomi.
Meskipun mendapatkan beasiswa, uang itu tidak cukup untuk membiayai hidupnya.
Ia harus bekerja paruh waktu untuk menutupi pengeluarannya.
Wu bahkan bekerja di 2 tempat berbeda untuk mendapatkan uang lebih.
Wu kini bekerja sebagai asisten rumah tangga dan pengajar bimbel.
Ia dibayar sekitar Rp 1,2 juta setiap bulan.
(*)