Grid.ID - Dunia balap Indonesia sedang berduka, setelah kehilangan sosok pebalap muda Afridza Munandar.
Afridza Munandar, pebalab asal Tasikmalaya ini meninggal dunia di ajang balap Asia Talent Cup (ATC) 2019.
Kecelakaan tersebut dialami Afridza Munandar saat balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, Sabtu (2/11/2019) kemarin.
Dikutip dari laman Kompas.com, Afridza mengalami kecelakaan di tikungan 10 di putaran pertama.
Kendaraan yang dikendarai oleh Afridza terlihat oleng dan menabrak kendaraan yang dikendarai pebalap asal Jepang, Shinji Ogu.
Panitia bergegas melarikan Afridza ke rumah sakit terdekat menggunakan helikopter.
Namun nahas, nyawa sang pebalap tak bisa terselamatkan.
Kejadian tragis yang dialami oleh Afridza ini bahkan disaksikan oleh keluarga secara langsung, melalui televisi.
Ya, selama ini, pihak keluarga memang kerap menonton Afridza ketika sedang balapan.
Seluruh keluarga mengaku syok dan terpukul dengan kepergian Afridza yang mendadak itu.
Namun, beberapa pihak keluarga Afridza mengaku mendapat firasat sebelum kepergian sang pebalap.
Sang ayah, mengaku sudah tak enak hati saat melihat Afridza balapan di sirkuit.
Tak hanya sang ayah, Besset Trimawar sang nenek pun juga merasakan firasat buruk sebelum Afridza meninggal dunia.
Melansir laman Tribun Jabar, Besset merasakan firasat tersebut seminggu sebelum tragedi nahas menimpa sang cucu.
Tepatnya, setelah Afridza mengikuti babak penyisihan Asia Talent Cup (ATC) 2019 di Jepang.
"Saya melihat cucu saya lebih pendiam. Orangnya memang agak pendiam,"
"Tapi kali ini lebih. Suatu kali saat dia masuk kamarnya, saya tanya kenapa, ada apa. Tapi dia tidak bilang apa-apa," ungkap Besset.
Besset pun tak berpikiran macam-macam, dan beranggapan bahwa sang cucu tengah lelah seusai balapan.
Ditinggalkan sang cucu untuk selama-lamanya, Besset mengaku ikhlas.
"Ternyata inilah kejadiannya. Walau berat, tapi kami menerima ikhlas dan mudah-mudahan Afridza mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya
Jenazah Afridza dikirim ke Indonesia pada Minggu (3/11/2019), setelah menjalani otopsi di Institut Perubatan Forensik Negara Hospital Kuala Lumpur, Malaysia.
(*)