Find Us On Social Media :

Apakah Manusia Tengah Berada di Ambang Perang Besar?

By Ahmad Rifai, Selasa, 27 Februari 2018 | 18:31 WIB

Ilustrasi | Gives Me Hope

Grid.ID - Masa depan manusia masih diliputi tanda tanya besar.

Hampir 70 tahun lebih sejak perang besar terakhir meletus (Perang Dunia II), manusia terus melanjutkan hidup dengan kondisi damai.

Peperangan kecil memang terus terjadi namun belum memiliki skala konflik di tingkat global yang besar.

Kondisi macam ini membuat muncul sebuah pertanyaan, "Apakah kita akan menuju perang-perang berikutnya atau justru sebuah 'kedamaian panjang' akan terus berlangsung?"

(Baca juga: Hanya Karena Hal Sepele, Pria Italia Ini Kehilangan 121 Juta Rupiah dalam Waktu 10 Menit)

Penasaran dengan pertanyaan ini, seorang ilmuan komputer Universitas Colorado, Aaron Clauset, melakukan sebuah penelitan untuk mencari jawabannya.

Ia menggunakan data dari The Correlates of War Project untuk memetakan pola, tren, dan kemungkinan pecahnya peperangan besar lainnya.

Dikutip Grid.ID dari RT, The Correlates of War Project adalah sebuah database tentang perang.

Koleksi data mencakup tanggal dan kematian akibat perang sejak tahun 1823.

(Baca juga: Dua Mayat Pria Ditemukan di Landasan Pacu Bandara, Dugaan Dibalik Kematian Mereka Mengerikan!)

Ada 95 konflik antar negara hingga tahun 2003 yang dianalisa, tidak termasuk perang sipil dan aksi teroris.

Perang Irak, konflik yang terjadi di Suriah, dan Yaman tidak termasuk karena secara teknis digambarkan sebagai perang sipil.

Clauset memantau kondisi dunia sebelum, selama, dan setelah terjadinya konflik.

Tindakan ini dilakukan untuk menengok apakah masyarakat pernah berpuluh-puluh tahun hidup tanpa sebuah perang besar.

(Baca juga: Viral, Driver Ojek Online Disuspen karena Plat Nomor Tak Sesuai, Ternyata Begini Kisah Pilu di Baliknya)

Dari hasil penelitian, temuannya menunjukkan adanya sebuah periode tanpa perang besar, yang dijuluki 'perdamaian panjang', bukan suatu kejadian yang langka.

"Pola perdamaian yang panjang mampu bertahan setidaknya 100 hingga 150 tahun," ungkap sang peneliti.

Namun Caluset menambahkan, kondisi ini dapat berubah dengan mudah.

"Melihat perang dari pola sejarah, tampaknya perdamaian yang panjang mungkin jauh lebih rapuh meski ada upaya baru-baru ini untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perang antar negara."

(Baca juga: Setelah Penggalan Kepala Dalam Koper, Polisi Jepang Temukan Beberapa Bagian Tubuh yang Ditinggalkan Pria Amerika)

Rahul Oka, seorang antropolog yang juga terlibat dalam penelitian mengatakan kepada Science Mag seperti ini.

"Tren 'kedamaian panjang' mungkin tidak akan berlangsung lama dan mungkin tidak akan menjadi tren."(*)