Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Wadah Pegawai Komisi Pemberantas Korupsi (WP KPK), kini sedang mengusut akun-akun media sosial yang menyebut kasus penyerangan Novel Baswedan rekayasa.
“Ya untuk sampai saat ini kami masih akan melakukan konsolidasi dengan pertama tim pengacara bang Novel," ujar Ketua WP KPK Yudi Purnomo dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com, Kamis (7/11/2019).
"Yang kedua juga dengan tim biro hukum terkait dengan apa langkah hukum yang akan kami lakukan,” lanjutnya.
Baca Juga: Resmi Jabat Kapolri, Idham Azis Diberi Waktu Presiden Jokowi untuk Selesaikan Kasus Novel Baswedan
Yudi mengaku cukup geram dengan ramainya tudingan rekayasa kasus Novel.
"Ini benar-benar suatu hal yang bagi kami sangat menyakitkan," ujar Yudi Purnomo.
"Bang Novel telah memberantas korupsi sebagai penyidik di KPK kemudian dibuat seolah-olah penyerangan terhadap bang Novel adalah rekayasa," paparnya.
Menurutnya jika kasus ini rekayasa, Novel sudah ditangkap polisi sejak awal.
Ia juga menyampaikan hingga kini justru banyak tim dari Polri maupun ahli yang diterjunkan untuk mengungkap siapa pelakunya.
Tudingan kebohongan kasus Novel Baswedan ini mencuat setelah akun Twitter @AdellaWibawa menyebarkan video eksklusif NET TV saat mewawancarai Novel Baswedan yang tengah menjalani perawatan di Singapura.
“Mata novel baswedan saat baru ditayangin di NET TV 18 april 2017..? dia kaget dengan tiba-tiba kemunculan wartawan NET, lihat matanya dan pipi mulus padahal baru kasus penyiraman,” cuit akun tersebut pada Senin (4/11/2019).
Sementara itu melansir dari Kompas.com, juru bicara KPK Febri Diansyah menyatakan Novel sudah jelas-jelas menjadi korban penyerangan sebagaimana hasil pemeriksaan dokter terhadapnya.
"Kami sangat menyayangkan dan rasanya ada orang-orang yang bertindak di luar rasa kemanusiaan kita ketika Novel yang sudah jadi korban, jelas-jelas menjadi korban," terangnya.
Febri juga merasa Novel Baswedan sangat dirugikan dalam kasus ini, ditambah dengan adanya isu miring yang menyebutkan penyerangan ini dimanipulasi.
"Nah sekarang bagaimana mungkin Novel yang dituduh melakukan rekayasa tersebut," ujar Febri.
"Ia adalah korban, jangan sampai korban menjadi korban berulang kali karena berbagai isu hoaks begitu," tandasnya.
(*)