“Yang pertama adalah memastikan semua rencana yang tersusun di masterplan smart city ini dapat dilaksanakan dengan cepat.
Karena itu saya berharap kepada seluruh pemimpin daerah untuk serius menjaga implementasi rencana dan inovasi yang tertulis di dalam rencana induk smart city ini,” ujar Johnny.
Selain itu, menurutnya pekerjaan rumah lain yang harus dilakukan yakni memperluas cakupan inovasi smart city ke kota dan kabupaten yang belum terpilih di Gerakan Menuju 100 Smart City ini.
“Untuk menyelesaikan tantangan ini, saya mengajak semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku industri, untuk bisa saling membantu dan berkolaborasi demi kemajuan bersama,” jelas Johnny.
Sementara itu, Yusharto Huntoyungo (Staf Ahli Kementerian Dalam Negeri Bidang Aparatur Negara dan Pelayanan), menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mendukung program smart city ini.
“Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah yakni seperti meluncurkan perizinan usaha terintegrasi secara elektronik atau disebut OSS. Ini dilakukan untuk meningkatkan layanan publik pemerintah daerah di seluruh Indonesia.”
Dalam merancang dan menjalankan Gerakan Menuju 100 Smart City, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggandeng InfoKomputer, salah satu media di bawah Kompas Gramedia.
Rikard Bagun, Vice CEO, KG Media, Kompas Gramedia, mengatakan “Saya melihat semangat yang tinggi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mewujudkan smart city di daerahnya masing-masing.”
Rikad juga mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan smart city ada beberapa prinsip yang harus diutamakan pemerintah daerah.”Makna smart city akan hilang kalau tidak memasukkan prinsip gotong royong, kepedulian, dan saling berbagi.”
Selain itu, Rikad juga mengingatkan pemerintah daerah untuk mengantisipasi tantangan ketika membangun smart city di kota/kabupaten masing-masing. “Membangun itu terkadang lebih mudah, tapi merawat itu juga sangat penting. Dan perawatan itu untuk menjaga kualitas di masa depan,” pungkas Rikad. (*)