Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Orang tua dari salah satu korban penabrakan 6 pengguna grabwheels (skuter listrik) angkat bicara mengenai perlakuan keluarga tersangka.
Rudi Yohanes (59), ayah Ammar (18), salah satu korban kecelakaan grabwheels mengatakan, pihak keluarga tersangka yang diwakili oleh ibu tersangka, sudah cukup kooperatif.
Dengan didampingi seorang asisten pribadi, ibu tersangka mendatangi para korban sejak pagi hari ketika masih dirujuk ke RSAL Mintohardjo, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Keluarga korban sudah datangi kami, cukup kooperatif ya. Kami bertemu sejak dirujuk di RSAL Mintohardjo, kemudian dibawa ke RSCM," kata Rudi, seperti yang dikutip Grid.ID dari Wartakota, Rabu (13/11/2019).
Lebih lanjut, Rudi juga mengatakan, jika dilihat dari kondisinya, keluarga pelaku berasal dari kalangan elit.
Namun Rudi sendiri tidak sempat menanyakan perihal identitas ibu pelaku ataupun keluarganya lantaran masih dirundung duka.
"Anaknya (pelaku) saja pakai sedan Camry ya. Ibunya juga datang sama asistennya."
"Sepertinya sih keluarga elit (berada). Tapi saya enggak sempat nanya nama ibunya," lanjut Rudi di kediamannya di Jalan Pisangan Lama 2, Jatinegara, Jakarta Timur.
Bahkan keluarga pelaku pun menyempatkan datang di pemakaman 2 korban tewas yang dilangsungkan pada Minggu sore.
Keluarga pelaku datang untuk menyampaikan rasa belasungkawanya kepada kedua keluarga korban yang ditinggalkan.
"Mereka bilang minta maaf sebesar-besarnya. Saya enggak banyak omomg, iya-iya saja. Asistennya itu nanyain identitas saya, kerja di mana saya bilang sudah enggak kerja lagi," terang Rudi lebih lanjut.
Seperti yang dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Rudi pun saat itu tidak meminta kompensasi apapun, namun memang dari keluarga pelaku sudah berinisiatif menanggung semua biayanya.
"Kita tidak minta yah, cuma itu saja, biaya rumah sakit dia yang bayar. Ada asistennya hubungi saya biar yang bayar. Sudah itu saja," ujar Rudi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, terjadi kecelakaan yang melibatkan 6 pengguna GrabWheels dan satu pengendara mobil Camry.
Kejadian nahas ini terjadi di sekitar kawasan Gate 3 Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Minggu (10/11/2019) dini hari.
Saat itu, keenam remaja itu sedang mengendarai skuter listrik yang disewakan dari FX Sudirman.
"Kami berenam menyewa tiga Grabwheels sekitar pukul 01.00 WIB," ujar Fajar, salah satu korban selamat.
Namun ketika keenam sekawan yang mengendarai skuter listrik secara berboncengan itu melintas lurus ke arah FX Sudirman, tiba-tiba ada mobil Camry datang dari belakang dan menabrak mereka.
Padahal seperti penuturan Fajar, mereka sudah berjalan di pinggir jalan.
Akibatnya, keenam remaja ini terlempar begitu disundul oleh mobil Camry yang dikendarai tersangka DH.
"Teman saya Bagus mental 10-15 meter, saya langsung banting skuter pas lihat teman saya terlempar jauh, abis itu saya samperin si Bagus masih sadar cuma kulit lengan kiri tidak ada sama engkel tidak bisa gerak," kata Fajar.
Lalu, ia dan teman-temannya yang selamat kala itu langsung menghampiri Ammar dan Wisnu. Sebab mereka terlempar lebih jauh.
Saat dilihat, Ammar dan Wisnu sudah tak sadarkan diri hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat dan dinyatakan meninggal dunia.
Bahkan kondisi Ammar sendiri ketika dibawa ke rumah sakit sudah mengelami pendarahan di kepala dan tulang belakangnya sampai geser.
"Dengkulnya robek, sama luka di ujung jari, kalau Wisnu ada luka di kepala dan perut bagian belakang luka," lanjut Fajar.
Namun meski begitu, polisi tak segera menahan tersangka DH di mana hal ini membuat pihak keluarga korban merasa kecewa.
Alan yang merupakan kakak dari salah satu korban tewas, Ammar (18), menduga pertimbangan polisi tidak segera menahan DH karena terkait jabatan penting yang diduduki ibu tersangka.
Baca Juga: Naik Mobil Ugal-ugalan, Seorang Oknum Polisi di Pasar Minggu Jadi Bulan-bulanan Massa yang Emosi
"Pelaku adalah anak dari anggota DPD RI," kata Alan, seperti yang dikutip Grid.ID dari Warta Kota, Kamis (14/11/2019).
Alan sendiri mengaku mengetahui identitas keluarga pelaku setelah menelusuri nama perempuan yang mengaku sebagai ibu tersangka saat berkunjung ke rumahnya untuk melayat Ammar.
Penelusuran yang dilakukannya mengarah kepada beberapa pemberitaan di media nasional tentang sepak terjang ibu tersangka di Pemilu serentak 2019 lalu.
Apalagi dari sumber-sumber yang ia dapatkan juga terpampang foto yang memperjelas identitas ibu pelaku.
"Ini ibu pelaku yang waktu itu mengunjungi rumah saya," kata Alan sambil memperlihatkan foto ibu DH dari satu tautan sumber informasi.
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Fahri Siregar mengatakan tidak menangkap DH lantaran beberapa alasan.
Yakni yang pertama karena korban dipercaya tidak akan kabur melarikan diri.
Kemudian pertimbangan yang kedua adalah karena penyidik yakin DH tidak akan menghilangkan barang bukti.
Padahal seperti yang dikatakan oleh Fahri sendiri bahwa pelaku memang terbukti bersalah karena di bawah pengaruh alkohol saat kejadian.
"Dari hasil pemeriksaan alat tiupnya untuk mengetahui alkohol, memang dia meminum alkohol, dipengaruhi alkhohol. Setelah dari suatu tempat, dia minum alkohol, terjadi laka lantas," ujar Fahri.
Hal ini pun membuat keluarga Ammar makin kecewa.
Pihaknya pun berharap agar proses hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Pasalnya meskipun pihak tersangka telah beriktikad baik dengan meminta maaf dan menanggung sejumlah biaya, namun hal itu tidak akan mengembalikan nyawa anggota keluarganya.
"Untuk pelaku harapan kami ya dihukum seberat-beratnya. Kasus tetap berjalan, kami tidak mau damai atau apalah, uang tidak akan mengembalikan Ammar (korban)," ungkap Alan, kakak korban, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
"Kalau pelaku datang ke sini meminta maaf ya kita maafkan tapi kasus hukum tetap berjalan," lanjutnya.
(*)