Sang sopir kemudian menceritakan kejadian nahas yang menimpanya tersebut.
"Dari Jakarta saya jam 21.00 bawa 14 penumpang. Sepanjang jalan saya ambil jalur kiri,"
"Sebelum kejadian, saya ambil kanan lalu ke jalur tengah karena kosong. Dari situ tiba-tiba bus ke tengah," cerita Sanudin.
Sebelum bus yang dibawanya menabrap bus PO Arimbi, Sanudin tersadarkan oleh teriakan histeris dari salah satu penumpang.
"Penumpang di belakang teriak, 'Pak awas nabrak' sambil teriak. Dari situ saya sadar, saya banting ke kiri lalu pojokan bus nabrak bus Arimbi. Dari situ saya sempat tidak sadar," kata Sanudin.
"Saya enggak tahu asal-usulnya. Tiba-tiba, saya sadar sudah di tengah," lanjutnya.
Setelah tabrakan, Sanudin baru tersadarkan dan syok melihat kaca bus bagian depan pecah.
"Dari situ saya sadar, kepala saya berdarah. Saya berdiri dan ngecek penumpang, saya tanya ada korban gak, mereka jawab enggak ada korban. Saya lalu nunggu ambulans," ujarnya.