Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Jelang Hari Perempuan Internasional, euforia untuk terus mendukung hak-hak para wanita yang masih belum terpenuhi juga terjadi di Indonesia.
Kemarin Sabtu (03/03/2018) telah diadakan aksi Women's March 2018 di Jakarta.
Aksi ini diikuti oleh beberapa artis Indonesia termasuk Hannah Al Rashid.
(BACA: Dari Bidang Kesehatan Banting Setir ke Dunia Fashion, Yuk Intip Kisah Ilse Valfré di Sini! )
Women's March merupakan suatu kampanye yang mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan hak-hak perempuan yang belum terpenuhi.
Acara ini pertama kali diprakarsai oleh sekelompok aktivis wanita yang memprotes terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Karena mereka menganggap bahwa Trump kerap melakukan pelecehan terhadap kaum perempuan.
Pada mulanya acara ini ditujukan untuk pihak pemerintah agar lebih memperhatikan hak-hak perempuan sebagai manusia.
Tidak hanya kepada pemerintah, pesan ini juga ditujukan kepada seluruh masyarakat dunia.
Acara ini akhirnya telah menginspirasi banyak wanita untuk menyuarakan aspirasinya, termasuk di Indonesia.
Kampanye akbar yang menyuarakan hak-hak perempuan itu tidak hanya diadakan di Jakarta, tetapi juga di beberapa kota lainnya di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Malang dan Yogyakarta.
Dalam kampanye itu, Hannah lebih menyoroti pada pelecehan seksual terhadap perempuan.
(BACA: Adina Lichtman, Seorang Mahasiswa yang Membantu 350 Ribu Tunawisma Hanya dengan Kaus Kaki)
Dilansir Grid.ID dari akun instagram pribadinya @hannahalrashid, Hannah menyampaikan keprihatinnya pada pelecehan seksual terhadap perempuan yang belakangan ini kian marak terjadi.
Menurut Hannah, kasus pelecehan ini sering terjadi pada perempuan yang sudah berpakaian sopan.
Kasus pelecehan seksual itu justru jarang terjadi pada perempuan dengan pakaian mini, seperti perempuan yang memakai bikini ketika berada di pantai.
Namun, ketika para perempuan berbicara tentang pelecehan seksual banyak orang menanggapi dengan anjuran untuk selalu berpakaian sopan dan tertutup agar terhindar dari kasus pelecehan seksual.
Menurut Hannah, menyuruh perempuan untuk berpakaian sopan bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi kasus ini.
Untuk mengatasi masalah pelecehan seksual ini, seharusnya kita tidak hanya fokus pada baju yang dikenakan para perempuan.
Tindakan ini justru terkesan menyalahkan perempuan sebagai korban.
Tapi, kita juga harus fokus kepada para pelaku pelecehan seksual.
Di akhir keterangannya, Hannah juga mengajak kepada semua orang untuk mulai membuka mata terhadap isu-isu tentang pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan.
Bukan hanya para perempuan yang harus menjaga dirinya.
Kamu setuju nggak nih? (*)