Ketika ditanya takut rugi atau tidak karena menjual soto dengan harga super murah, Sukarni menjawab tidak.
Bahkan dari hasil berjualan soto, sebuah mobil sudah bisa dibeli Sukarni.
"Alhamdulillah, nggak takut rugi. Ngitung-ngitung sodaqoh lah,"
"Nyatanya bisa kok (berjualan) sampai sekarang, malah Alhamdulillah sudah beli mobil," kata Sukarni.
Bagaimana tidak, sejak pindah lokasi jualan ke tempat yang lebih strategis, pembeli yang datang pun kian meningkat.
Sukarni pun bisa mengantongi omzet jutaan rupiah setiap harinya.
"Pernah saya jualan waktu hari Minggu. Dari pagi sampai malam dapat Rp 2,6 juta penghasilan kotor," ungkap Sukarni.
Kini Warung Soto Sewu yang buka mulai dari jam 6 pagi hingga malam itu sudah mempunyai dua karyawan untuk membantu Sukarni melayani pelanggan yang datang dari berbagai kalangan.
Dwi Candra misalnya, siswi SMK Muhammadiyah 4 Sragen ini mengaku kerap datang untuk sekedar menyantap dua porsi soto seribuan.
"Sudah biasa datang kesini, kalau sekali makan biasanya makan dua porsi yang seribuan," kata Dwi.
Karena selain murah, rasa Soto Sewu Suwarni juga tidak perlu diragukan lagi.