Grid.ID – Siapa yang tak mengenal Presiden ke-2 RI, yakni Presiden Soeharto?
Sepanjang pemerintahannya, Presiden Soeharto mencatat sejarah sebagai presiden terlama yang memimpin Indonesia, yakni selama 32 tahun.
Meski masa kepimpinannya berakhir pada tahun 1998, siapa sangka Presiden Soeharto pernah meramalkan soal kondisi Indonesia di tahun 2020.
Ya, ini terungkap lewat sebuah unggahan yang dibagikan Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Tutut Soeharto.
Lewat Instagram pribadinya @tututsoeharto pada Kamis (21/11/2019), putri sulung Presiden Soeharto itu membagikan sebuah video singkat berisi pidato sang negarawan.
Rupanya pidato tersebut disampaikan sang presiden tatkala menghadiri Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya pada 23 November 1995 silam.
Bukan sembarangan, ucapan demi ucapan Presiden Soeharto dalam pidato tersebut seolah terasa bagaikan firasat.
Bagaimana tidak, pidato tersebut nyatanya mampu memprediksi kondisi bangsa Indonesia 24 tahun setelahnya.
Dalam unggahannya, Tutut Soeharto menuliskan penjelasan singkat tentang apa yang disampaikan sang ayah dalam pidatonya.
Tak main-main, Presiden Soeharto ternyata sudah memperingatkan soal hantaman globalisasi bahkan sejak tahun 1995!
“Bapak sejak tahun 1995 sudah mengingatkan akan situasi globalisasi di mana banyak serbuan produk asing.”
“Salah satu bentengnya adalah cinta produk dalam negeri, agar produsen dalam negeri tidak mati.”
“Mari kita hidupkan kembali nasionalisme kita, dengan mencintai, membeli dan menggunakan produk dalam negeri," tulis Tutut Soeharto di kolom caption.
Seperti inilah isi pidato Presiden Soeharto di acara Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya pada 23 November 1995 silam.
Di awal penuturan, sang presiden memperingatkan kaum muda untuk mencintai Tanah Air, khususnya produk dalam negeri.
“Anak-anak pelajar sekarang harus disiapkan sekarang untuk mencintai Tanah Air, untuk mencintai produk dalam negeri.”
“Jika kelak di kemudian hari dalam rangka mempersiapkan kompetisi bersaing dengan negara besar lain kita masih kurang baik, kurang sempurna untuk menghadapi banjirnya daripada barang-barang itu.”
“Maka hanya dengan mencintai Tanah Air maka para remaja yang akan hidup tahun 2020 akan menjadi benteng daripada kelangsungan hidup negara dan bangsa,” ungkapnya.
Baca Juga: BJ Habibie Hobi Naik Moge, Potretnya Boncengkan Presiden Soeharto Begitu Melegenda
Bak firasat, Presiden Soeharto seolah mampu meramalkan kaum muda Indonesia di masa depan bakal lebih menyukai produk asing lantaran dibanderol dengan harga yang lebih murah.
“Kalau daripada para pemuda nanti kesengsem daripada produk yang murah yang baik tapi hasil di luar negeri hancur daripada bangsa ini.”
“Apa? Produknya nggak ada yang membeli. Kalau nggak ada yang membeli pabriknya tutup lantas semua tidak bisa bekerja, tidak bisa makan,” sambungnya kemudian.
Tak ayal, Presiden Soeharto mengharap pihak perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi persaingan globalisasi.
“Ini merupakan salah satu yang perlu kita siapkan, jadi daripada semua pendidikan, lebih-lebih semua perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan. Bukan kita curang, tidak. Tapi kita menyelamatkan negara.”
“Kita sekarang harus meningkatkan daya saing kita yang tinggi. Dan pasti kita dapet. Kita yakin!”
“Tapi andaikan tidak, senjatanya mulai sekarang adalah nasionalisme. Mencintai Tanah Air, mencintai produk dalam negeri harus mulai sekarang,” tandasnya.
Seperti diketahui, Indonesia bakal menghadapi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.
Mengutip Kompas.com (26/08/2014), Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan memberlakukan perdagangan bebas untuk sektor perbankan akan dimulai pada tahun 2020 mendatang. (*)