Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID - Belakangan ini dunia kesehatan dikejutkan dengan fakta yang menyebutkan bahwa kini penyakit diabetes bukanlah penyakit yang diderita oleh orang yang berusia di atas 45 tahun saja, namun juga berisiko untuk para remaja, bahkan anak-anak di bawah umur.
Hal inilah yang membuat para ibu harus lebih waspada untuk memberi makanan sehat yang dikonsumsi oleh buah hatinya setiap hari.
Bahkan, ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa risiko diabetes pada anak bisa diatasi dengan mengurangi porsi nasi putih yang dimakan oleh anak Indonesia setiap harinya yang diklaim mengandung lebih banyak gula dan kalori.
(Kebiasaan Jajan di Sekolah Bisa Sebabkan Anak Terserang Penyakit Diabetes Sejak Masih Kecil)
Namun, beberapa orang tua pasti merasa tidak tega untuk mengurangi jumlah makanan disaat masa pertumbuhan buah hatinya.
Nah, berikut tanggapan dari Mesty Ariotedjo selaku dokter anak yang merasa prihatin dengan jumlah angka diabetes pada anak-anak di Indonesia.
(Dua dari Sepuluh Orang Tidak Sadar Dirinya Terkena Diabetes, Kenali Gejalanya yuk!)
"Meski penyakit ini cukup berisiko, tapi kalau menurut aku nggak perlu ya, karena anak-anak harus terus mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan setiap hari," kata Mesty saat ditemui Grid.ID di acara Dine & Care WeCare.ID X Wardah, pada hari Rabu (01/03), di Plataran Dharmangsa Jakarta.
Wanita yang menjadi brand ambassador dari Wardah ini juga menjelaskan bahwa kandungan karbohidrat dan glukosa harus tetap dikonsumsi dengan jumlah yang cukup untukmemberikan energi pada anak-anak untuk aktivitasnya sehari-hari.
(Bukan Cacingan, Ini 3 Ciri Seorang Anak Terserang Penyakit Diabetes )
"Glukosa dan karbohidrat, kan, berfungsi untuk energi dan berpikir manusia. Jadi, sebenarnya nggak masalah makan nasi asal porsinya jelas sesuai dengan kebutuhan anak sehari-hari. Misalnya anak 10 tahun, kalori yang dibutuhkan seharinya 800 kalori, asal nggak lebih dari itu nggak papa," katanya. (*)