Senada dengan Eko Setijo Wibowo, Anthony Limantara Manager Commercial Strategy Jawa Tengah mengatakan, festival ini merupakan bentuk apresiasi kepada toko kelontong SRC terbaik di Jawa Tengah sekaligus untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai ekosistem SRC.
"Festival ini merupakan wujud nyata dari visi SRC yaitu menjadi Indonesia yang lebih baik, dengan mendukung usaha kecil menengah agar terus berkembang dan memberi dampak positif kepada pengusaha ukm dan masyarakat sekitarnya", ujarnya.
SRC yang dibentuk pertama kali pada tahun 2008 lalu di Kota Medan, terus berevolusi dengan melakukan pembenahan penampiln fisik toko-toko kelontong yang memiliki citra kurang bersih, kurang rapi dan kurang terang menjadi toko kelontong masa kini yang rapi, terang dan bersih.
Hal ini membuat toko kelontong bisa berkompetisi dengan toko retail lainnya di Indonesia.
Di Jawa Tengah sendiri, pada tahun 2012 hanya ada sekitar 1000 toko SRC, namun karena masyarakat merasakan dampak positif dari toko SRC, banyak yang kemudian tertarik untuk bergabung menjadi anggota SRC dan hingga kini ada 17.000 toko kelontong di Jawa Tengah yang bergabung dengan SRC.
Baca Juga: Uya Kuya Biarkan Anak Habiskan Ratusan Juta dalam Waktu Singkat Hanya untuk Ini
Toko SRC juga melengkapi layanannya dengan Pojok Bayar yang mengikuti cara pembayaran cashless di masa kini.
"Pojok Bayar ini tujuannya untuk mendekatkan toko SRC dengan konsumen terutama dari sisi layanan antara lain e-payment, top up pulsa, bayar listrik dll. Ini semuanya untuk memudahkan konsumen agar konsumen semakin mudah berbelanja ke toko SRC", tambahnya.
Hal ini sesuai dengan tagline campaign yang diusung SRC yaitu toko SRC dekat, hemat, bersahabat.
Kepedulian SRC kepada usaha kecil menengah tentu tidak hanya sekadar kata-kata namun merupakan sebuah komitmen dan kesadaran bahwa UKM ke depannya akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu di setiap toko SRC, tersedia Pojok Lokal, yang membantu pemasaran usaha masyarakat yang ada di sekitar toko SRC.