Musri menyebutkan, dalam sebulan ia dan teman-temannya bisa tampil sebanyak empat hingga enam kali.
"Sekali tampil bisa bergaji Rp100 ribu sampai Rp 125 ribu per orang tergantung jauh dekatnya lokasi acara," lanjutnya.
Meski profesi badut penghiburnya berbeda jauh dengan pekerjaannya sebagai guru honorer, Musri mengaku tak malu.
Baca Juga: 11 Bulan Mengajar Tanpa Digaji, Guru Honorer di Flores: Bagaimana Nasib Kami, Pak?
"Aku enggak mencuri jadi enggak perlu malu karena aku menganggap apa yang kulakukan ini hanya sebatas menghibur dan membuat orang ketawa saja," ujar Musri.
Terlebih lagi, Musri merasa pekerjaannya sebagai badut penghibur pesta tak mengganggu kesehariannya sebagai guru.
"Walaupun pulang jadi hantu malam tapi saya usahakan jangan sampai mengganggu kerjaan jadi guru.
"Job jadi hantu itu biasanya Sabtu dan Minggu.