Dua tahun menunggu persidangan, pengadilan memutuskan untuk menempatkannya di rumah sakit jiwa.
Namun, kasus itu menarik perhatian penulis Jepang.
Dia terbang ke Paris untuk bertemu Sagawa dan mereka berkolaborasi membuat buku In The Fog.
Itu menceritakan semua versi pembunuhan yang dilakukan Sagawa.
Baca Juga: Disebut Bisa Picu Rematik, Mandi di Malam Hari Justru Punya Banyak Manfaat Bagi Kesehatan
Buku itu menarik publisitas namun tidak diinginkan otoritas Prancis, hal itu menyebabkannya dikembalikan ke negara asalnya.
Begitu tiba di Jepang, psikolog di rumah sakit jiwa mempelajari Sagawa.
Mereka menyimpulkan bahwa dia bukan orang gila tetapi mesum.
Karena pihak berwenang Prancis telah membatalkan tuduhan terhadapnya, dan dokumen pengadilan disegel, Agustus 1986 Sagawa bebas.
Sebelas tahun berikutnya, dia menjadikan keburukannya sebagai pembicara, dan menulis buku tentang kejahatannya.
Dia berkecimpung sebagai reviewer restoran dan muncul di film dalam adegan sadis pada akhir 1990-an.
Baca Juga: Buat Prank yang Keterlaluan, Baim Wong Ditegur Petugas Keamanan!
Begitu orang tuanya meninggal pada 2005, ia akhirnya pindah ke perumahan umum dan mengaku harus mencari kesejahteraan.
Sagawa kemudian mengatakan bahwa masa lalunya telah menciptakan kehidupan yang menyedihkan baginya sekarang. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Pertobatan Issei Sagawa, Pria yang Terobsesi Menjadi Kanibal Sejak Kecil Tapi Nasibnya Mujur Setelah Lolos dari Hukum