Find Us On Social Media :

Kamu Perlu Waspada, Risiko Gagal Ginjak Kronik Ternyata Lebih Banyak Menyerang Perempuan Ketimbang Pria

By Ridho Nugroho, Rabu, 7 Maret 2018 | 22:52 WIB

Gagal ginjal kronik banyak diderita oleh wanita dengan angka prevalensi sebanyak 14 persen lebih besar dibanding pria.

Serta tingginya kejadian penyakit kanker serviks (leher rahim) yang seringkali mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.

Sayangnya sebagian besar orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal tidak menunjukkan gejala sampai mereka kehilangan fungsi ginjalnya mencapai 90%.

(5 Makanan yang Baik Untuk Kesehatan Ginjal, yuk Terapkan Agar Hidup Lebih Sehat)

Akibatnya banyak orang baru mencari pertolongan kesehatan saat mereka telah berada di stadium akhir penyakit ginjal yang memerlukan dialisis ataupun transplantasi ginjal.

 "Ada tiga alasan utama kondisi tersebut, perjalanan PGK yang lebih lambat pada perempuan, hambatan psiko-sosioekonomi seperti rendahnya kesadaran akan penyakit ginjal yang mengakibatkan keterlambatan ataupun tidak dimulainya dialisis, serta akses kesehatan yang tidak merata yang masih menjadi masalah utama di negara-negara yang tidak memiliki jaminan layanan kesehatan semesta," papar dr. Aida.

Untuk itu, Kamis 8 Maret kembali dirayakan sebagai Hari Ginjal Sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan kesehatan ginjal.

(Awas, Inilah Kandungan Kimia yang Tak Boleh Ada di Produk Wewangianmu! Bisa Bahayakan Hati dan Ginjal)

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) kembali mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan peran serta aktif dalam menjaga kesehatan ginjal pada acara global Hari Ginjal Sedunia 2018.

"Beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal, diantaranya dengan menerapkan pola hidup sehat, rutin memeriksakan diri terutama jika berisiko menderita penyakit ginjal,"  ujar Prof. Dr. dr. Suhardjono, Sp.PD-KGH, KGer., Guru Besar llmu Penyakit Dalam, FKUI-RSCM.

Deteksi dini gangguan ginjal bisa dilakukan dengan pemeriksaan urin dan fungsi ginjal.

(Batu Ginjal Memang Bahaya, 3 Minuman Lemon Ini Bisa Mengatasinya)

Selain itu, pemeriksaan untuk deteksi dini gangguan ginjal sangat sederhana yaitu dengan pemeriksaan kencing (urinalisis) dan darah (ureum dan kreatinin).

Upaya deteksi dini disertai perubahan gaya hidup seperti berolahraga lebih teratur dan diet sehat dapat menghambat perkembangan penyakit ini, menunda kemungkinan kebutuhan akan dialisis atau transplantasi ginjal.

Untuk itu, yuk, sama-sama tingkatkan kewaspadaan akan penyakit ginjal dan berperan serta aktif dalam menjaga kesehatan ginjal. (*)