Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar
Grid.ID - Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dengan komplikasi gagal ginjal dan kematian dini.
PGK saat ini merupakan penyebab kematian ke-8 tertinggi pada perempuan, hingga mencapai 600.000 kematian setiap tahunnya yang banyak dialami oleh perempuan.
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) mengenai sekitar 195 juta perempuan di seluruh dunia.
"Menurut data internasional menunjukkan sekitar 195 juta perempuan terkena penyakit ginjal kronis dengan 600 ribu kematian pada setiap tahunnya," ucap dr. Aida Lydia, PhD., Sp.PD-KGH selaku Ketua Pengurus Besar PERNEFRI dan Ketua Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM saat acara Ginjal & Kesehatan Perempuan di Artotel Hotel, Jakarta, Rabu (7/3/2018).
(Beli Pemutih Kulit Abal-abal, Seorang Wanita Menderita Penyakit Ginjal Kronis)
Berdasarkan beberapa studi, PGK lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan rata-rata prevalensi sebesar 14% pada perempuan dan 12% pada laki-laki.
Namun perempuan lebih sedikit mengalami dialisis ataupun transplantasi ginjal, hal ini menunjukkan bahwa perjalanan penyakit ginjal pada perempuan lebih lambat.
Ternyata cukup banyak kondisi kesehatan pada perempuan yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya PGK, loh.
(Ternyata Ini yang Bikin Protein dalam Urin Tinggi, Bisa Indikasikan Penyakit Ginjal loh)
Pertama adalah perempuan lebih banyak terkena lupus, yakni suatu penyakit autoimun yang dapat menyerang ginjal.
Kemudian adalah risiko menderita pre-eklampsia dan eklampsia selama kehamilan, tingginya kejadian infeksi saluran kemih pada perempuan akibat struktur anatomi saluran kemih perempuan yang lebih pendek dari laki-laki.
Serta tingginya kejadian penyakit kanker serviks (leher rahim) yang seringkali mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
Sayangnya sebagian besar orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal tidak menunjukkan gejala sampai mereka kehilangan fungsi ginjalnya mencapai 90%.
(5 Makanan yang Baik Untuk Kesehatan Ginjal, yuk Terapkan Agar Hidup Lebih Sehat)
Akibatnya banyak orang baru mencari pertolongan kesehatan saat mereka telah berada di stadium akhir penyakit ginjal yang memerlukan dialisis ataupun transplantasi ginjal.
"Ada tiga alasan utama kondisi tersebut, perjalanan PGK yang lebih lambat pada perempuan, hambatan psiko-sosioekonomi seperti rendahnya kesadaran akan penyakit ginjal yang mengakibatkan keterlambatan ataupun tidak dimulainya dialisis, serta akses kesehatan yang tidak merata yang masih menjadi masalah utama di negara-negara yang tidak memiliki jaminan layanan kesehatan semesta," papar dr. Aida.
Untuk itu, Kamis 8 Maret kembali dirayakan sebagai Hari Ginjal Sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan kesehatan ginjal.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) kembali mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan peran serta aktif dalam menjaga kesehatan ginjal pada acara global Hari Ginjal Sedunia 2018.
"Beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal, diantaranya dengan menerapkan pola hidup sehat, rutin memeriksakan diri terutama jika berisiko menderita penyakit ginjal," ujar Prof. Dr. dr. Suhardjono, Sp.PD-KGH, KGer., Guru Besar llmu Penyakit Dalam, FKUI-RSCM.
Deteksi dini gangguan ginjal bisa dilakukan dengan pemeriksaan urin dan fungsi ginjal.
(Batu Ginjal Memang Bahaya, 3 Minuman Lemon Ini Bisa Mengatasinya)
Selain itu, pemeriksaan untuk deteksi dini gangguan ginjal sangat sederhana yaitu dengan pemeriksaan kencing (urinalisis) dan darah (ureum dan kreatinin).
Upaya deteksi dini disertai perubahan gaya hidup seperti berolahraga lebih teratur dan diet sehat dapat menghambat perkembangan penyakit ini, menunda kemungkinan kebutuhan akan dialisis atau transplantasi ginjal.
Untuk itu, yuk, sama-sama tingkatkan kewaspadaan akan penyakit ginjal dan berperan serta aktif dalam menjaga kesehatan ginjal. (*)