"Ya ini mungkin sudah jauh lebih baik, karena ini sudah mengalami banyak sekali operasi di muka saya di sebelah kanan, dan dokter taruh metal di bagian pipi saya di sebelah kanan," jelas Laura menggambarkan perjuangannya untuk membuat wajahnya kembali pulih.
Satu tahun lebih Laura harus bolak-balik rumah sakit untuk melakukan pengobatan.
Laura juga mengungkapkan bahwa tahun kemarin dirinya masih menjalani operasi di bagian kaki.
Sayangnya, pihak Lion Air tidak menanggung keseluruhan pengobatannya hingga sembuh.
"Delapan bulanan dia (pihak Lion Air) tanggung, pokoknya dia mulai lepas di tahun 2007-an," jelas Laura.
Laura pernah dijanjikan untuk mendapatkan asuransi atau tujangan lainnya, namun katanya di tahun 2006 gaji pokoknya diberhentikan dan hingga saat ini tidak ada kejelasan mengenai tunjangan untuk pengobatannya hingga sembuh.
"Tidak ada kabar," jelasnya kepada Karni Ilyas sebagai pembawa acara Indonesia Lawyers Club.
"Lagi sibuk mungkin akhirnya lupa, lagi sibuk,"tambah Laura.
Karni Ilyas pun menanyakan apakah ada kekecewaan pada Laura dengan Lion Air akibat kecelakaan tersebut.
"Dibilang kecewa, ya saya enggak kecewa, kalau saya simpan terus kekecewaan ini, malah membunuh saya dan tidak membuat saya seperti ada sekarang," jawab Laura.
(*)