Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Peristiwa kelam pernah menghantui Kota Bhopal, India, di mana kala itu seisi kota dipenuhi gas beracun.
Tepatnya pada tanggal 3 Desember 1984, ketika sebuah pabrik pestisida Union Carbide meledak.
Akibatnya, belasan ribu nyawa melayang.
Peristiwa ini pun menjadi kecelakaan industri yang terburuk sepanjang sejarah.
Peristiwa kelam ini bermula pada 2 Desember 1984, di mana ketika itu sekitar 100 pekerja tengah melakukan proses pembuatan pestisida Sevin.
Proses ini melibatkan pencampuran bahan-bahan kimia seperti karbon tetraklorida, metil isosianat (MIC) dan alfa-napthol.
Namun setelah 12 jam, terjadi serangkaian kesalahan yang kemudian menyebabkan tangki penyimpanan MIC meledak.
Sekitar 45 ton gas berbahaya yang ada dalam tempat penyimpanan itu pun kemudian menyebar dalam radius 40 kilometer.
Kepala Perwakilan Union Carbide S. Kumaraswamy mengatakan, gas tersebut berasal dari salah satu dari tiga tangki penyimpanan bawah tanah.
Baca Juga: Dijuluki Sleeping Beauty dan Bisa Berkedip, Inilah Mumi Terindah yang Pernah Ada
"Biasanya tiap kebocoran akan dinetralisasi oleh caustic soda. Tetapi nampaknya dalam kecelakaan ini tekanan yang kuat dari dalam membuat gas MIC keluar tanpa sempat dinetralisasi," ungkapnya, seperti yang dikutip dari Harian Kompas 4 Desember 1984.
Namun parahnya, seperti yang dikutip dari laman indiatoday.in, sirine pabrik sendiri baru berbunyi 2 jam setelah korban berjatuhan.
Sementara polisi dan petugas kesehatan baru datang ke lokasi kejadian pada pagi harinya.
Berdasarkan data yang tercatat, lebih dari 1.400 orang meninggal dalam 3 hari dan lebih dari 200 ribu orang yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebagian besar korban meninggal adalah wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia yang tidak bisa lari ketika ledakan itu berlangsung.
Salah satu korban luka bernama Ahmad Khan pun menceritakan sedikit pengalamannya yang hingga kini kerap menghantuinya itu.
"Kami merasa tercekik dan mata kami terbakar. Kami hampir tidak bisa melihat jalan di tengah kabut gas beracun. Dan suara sirine mengaung. Kami tidak tahu harus lari ke mana," ungkapnya.
Banyaknya korban membuat rumah sakit kewalahan karena tidak lagi bisa menampung para korban.
Akhirnya, mayat-mayat pun dibiarkan berjajar begitu saja di lapangan rumput dekat rumah sakit.
Baca Juga: Pilu Tak Dapat Izin untuk Melayat, Napi di Jambi Menangis Saat Jenazah Orang Tuanya Dibawa ke Lapas
Dalam catatan Britannica, korban tewas terakhir diperkirakan mencapai 15 hingga 20 ribu orang.
Sementara korban luka lainnya mengalami masalah pernapasan, kebutaan hingga kerusakan saraf dan hilang ingatan.
Kendati begitu hingga kini tak satu pun pemilik pabrik pestisida Union Carbide yang diadili.
Melansir dari jurnal The Bhopal Saga - Causes and Consequences of the World's Largest Industrial Disaster, lingkungan sekitar pabrik pun ikut tercemar.
Di mana dalam penelitian beberapa ahli menyebut kalau tanah dan air yang terkandung di sekitar lokasi telah mengandung racun.
Bahkan ikan-ikan yang terdapat pada sungai di sekitar lokasi pun dianggap berbahaya karena ditakutkan telah terkontaminasi air beracun.
Oleh karena itu, pemerintah India sempat memberikan bantuan air bersih ke penduduk di sekitar lokasi pabrik.
Selain itu pemerintah India sendiri telah melayangkan gugatan kepada pengelola pabrik karena telah menyebabkan pencemaran limbah beracun.
Namun pengadilan AS menolak gugatan itu dengan asumsi kalau semua proses pertanggungjawaban sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Negara Bagian.
(*)