Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Pilu, itulah yang dirasakan Sumarsih, nenek renta asal Solo.
Di usianya yang sudah senja, ia kerap terlihat ngemper di depan rumah kosong yang berada tak jauh dari rumah kontrakannya di Bonorejo RT03/17, Nusukan, Solo.
Seorang warganet bernama Candy Christiana pun mengungkap kenapa Nenek Sumarsih sampai bernasib pilu seperti ini melalui sebuah postingan di Facebook.
Dalam unggahannya itu, dia mengatakan kalau alasan Nenek Sumarsih tidur di emperan rumah kosong adalah karena diusir anak dan menantunya dari kontrakan.
Candy yang kesehariannya sering nongkrong di wedangan dekat rumah kontrakan Sumarsih mengaku mengetahui betul bagaimana kisah Nenek Sumarsih.
Menurut Candy, Nenek Sumarsih sudah tidur di emperan rumah kosong itu selama beberapa minggu.
"Ibu sepuh tadi sebenarnya sudah tinggal di sana (emperan rumah) berhari-hari atau mungkin berminggu-minggu karena anak dan menantunya mengusir," ujarnya seperti yang dikutip dari Tribun Solo.
Tak hanya diusir anak dan menantunya, Nenek Sumarsih juga disebut kerap mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari cucunya.
Berdasarkan penuturan teman-teman Candy yang ada di Bonorejo, cucu Sumarsih kerap meludahi dan mengencingi neneknya itu agar segera pergi.
"Cucunya disuruh juga meludahi neneknya supaya segera pergi, kadang-kadang pakaiannya juga dikencingi," terang Candy.
Nenek Sumarsih pun beberapa kali keluar masuk rumahnya tapi selalu saja berakhir dengan pengusiran.
"Pakaian-pakaiannya juga dibuang-buangi, ibunya (re: Nenek Sumarsih) pergi terus kembali lagi ke situ, pakaiannya dibuang lagi, balik lagi dibuang lagi," ungkap Candy lebih lanjut.
Baca Juga: Penyebab Ledakan Monas Diragukan Pengamat Intelijen: Granat Asap kan Hanya Buat Pengalihan Saja!
Bahkan untuk makan, Nenek Sumarsih harus menunggu uluran dari tetangga.
Itu pun harus sembunyi-sembunyi karena jika anaknya lihat, maka ia akan marah ke Nenek Sumarsih.
"Penjual HIK, warung sate kere sampai kasihan sama ibu itu, kemudian sembunyi-sembunyi memberi makan, saat ketahuan anak dan menantunya dimarahi," pungkas Candy.
Dibawa ke Griya PMI Peduli, Mojosongo, Solo
Karena merasa iba, Candy pun kemudian mengambil tindakan dengan membantu membawa Nenek Sumarsih ke Griya Palang Merah Indonesia (PMI) Peduli, Mojosongo, Solo.
Keputusan tersebut tercetus setelah perbincangan di Wedangan Dodo, Nusukan, Solo pukul 08.00 WIB.
"Saya pergi ke Wedangan Dodo pukul 08.00 WIB, berbicara soal membawa Sumarsih ke sana, kemudian mereka sepakat membawa kesana," ujar Candy kepada TribunSolo.com, Rabu (4/12/2019).
Candy mengungkapkan, sejumlah warga pun sudah menanyai Sumarsih terlebih dulu sebelum pembicaraan di wedangan itu.
"Teman-teman sudah tanya dulu ke ibunya, ternyata mau, mereka sepakat, teman saya minta saya foto ibunya, foto dikirimkan pak Martono, kemudian saya ceritakan kronologinya," ungkap Candy.
Tim pun datang ke lokasi sebelum pukul 10.00 WIB dan langsung memeriksa kesehatan serta menghibur Nenek Sumarsih.
"Datang ke lokasi periksa kesehatan, langsung dihibur dipeluk-peluk, dikuatkan, ditanyain mau tidak tinggal di sana."
"Kemudian ibunya tanya, mau ngapain di sana, boleh bantu-bantu masak, kemudian ibunya langsung mengiyakan, terus nangis," tutur Candy.
Sebagai tambahan informasi, seorang nenek di Johor Bahru, Malaysia, juga pernah ditelantarkan oleh anaknya.
Nenek 67 tahun bernama Maimon Abdul Hamid itu bahkan sampai nangis saat curhat pada seorang wanita bernama Sri yang sering datang ke sana.
Dengan suara parau, Nenek Maimon menceritakan kesedihannya dan ingin anaknya segera menjemput.
“Nak kalau sayang emak, tolong jangan tinggalkan aku di sini (panti jompo), emak tidak mau berada di sini, emak menderita," kata Nenek Maimon dalam bahasa Melayu.
Curhatan Nenek Maimon pun viral dan ramai diberitakan media setelah videonya tersebar luas di jejaring sosial Instagram
Salah satunya yang diunggah oleh akun Instagram @makassar_iinfo.
(*)