"Jika filler menutupi pembuluh darah di hidung, maka kulit akan mati, di daerah yang harusnya diberi makan oleh pembuluh darah akan tidak sampai, sebab filler akan memblok," sambungnya.
Tak heran jika demikian kulit hidung akan kaku berubah bentuk.
Hidung memiliki lekukan alami yang disebut nasofrontal angle.
(BACA: Menurut Penelitian, Ternyata Donat dan Kopi Adalah 'Sahabat Baik'! )
Jika cairan filler masuk, akan membuat lekukan ini hilang dan rata, kemudian cairan filler akan menyebar ke kanan dan kiri hidung.
Tak jarang, pasien mengeluh hidung mereka menyerupai singa.
"Kulit hidung yang bermasalah tadi akan mati dan yang melakukan tidak akan bisa menolong. Akan terjadi tarik menarik, jaringannya juga istilahnya gompal."
dr. Sakura mengimbau, sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan estetika, pasien harus terlebih dahulu memiliki edukasi.
Berkonsultasi dengan dokter yang pakar di bidang tersebut juga diperlukan.
"Semua bukan dilarang, harusnya kita melihat untuk mendapat pengetahuan yang baik, bertanya pada siapa sebelum melakukannya. Pikir masak-masak jika wajah ada kecacatan, akan panjang urusannya," sambungnya.
Sebab, jika wajah cacat, membutuhkan banyak sekali tindakan operasi.
Seram, ya?
(BACA: Penampilannya Kerap Dikomentari, Zaskia Adya Mecca: Cantik Itu Nggak Selalu Langsing! )
"Untuk mengembalikannya butuh effort yang besar, operasi satu dua kali tidak akan selesai," lanjutnya. (*)