Di kedua bank tersebut, bancassurance Jiwasraya menjadi produk deposito yang akhirnya ditawarkan kepada banyak warga Korea Selatan di Indonesia.
"Karena biasanya orang Korea di sini waktu deposito biasanya ke bank Hanna atau Bank Woori. salah satunya. Automatically yang mengikuti program ini," ujar Lee, seperti dikutip dari Kompas.com.
Lee dan 474 orang Korsel lainnya tidak curiga lantara Jiwasraya adalan perusahaan BUMN yang dijamin pemerintah Indonesia.
"Jadi, orang Korea tidak curiga," katanya lagi, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Bahkan ketika Jiwasraya gagal membayar polis pada Oktober 2018 lalu, Lee dan banyak korban lainnya masih merasa tenang.
Mereka yakin bahwa Jiwasraya akan membayar polis itu.
Usut punya usut, usai setahun menunggu dan lapor sana sini, mulai dari BUMN sampai OJK, Lee dan warga Korsel lain yang jadi korban Jiwasraya tak mendapatkan hak mereka.
"Walau korban-korban mengunjungi BUMN atau OJK mereka tidak pernah terima, tidak pernah jelaskan, jadi masalahnya sangat serius. Tapi antara masyarakat Korea yang kena korban ini mereka sebagian besar ibu-ibu karena orang Korea biasanya uang rumah dihandle istri," ujar dia.