Find Us On Social Media :

Bukan Obat, Ternyata Optimis Punya Dampak Besar Dalam Proses Penyembuhan Pasien

By Irma Joanita, Senin, 12 Maret 2018 | 01:40 WIB

Optimis ternyata memiliki dampak besar untuk kesembuhan penyakit

Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad 

Grid.ID - Optimisme adalah  keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik.

Sifat tersebut ternyata mendatangkan benefit yang baik untuk kesehatanmu loh. 

Sifat optimis dapat membantu orang bertahan menghadapi ancaman kesehatan. 

Sebanyak 30% dari 2.400 penderita penyakit jantung tidak perlu memerlukan perawatan di rumah sakit saat mereka memiliki rasa optimis. 

( BACA : Fakta Baru Banyak Minum Air Putih Ternyata Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Ahlinya)

Selama beberapa dekade, para ilmuwan medis berfokus untuk mengembangkan obat dan prosedur untuk mengatasinya. 

Namun justru suasana hati yang bukan menjadi fokus para ilmuwan mempunyai dampak yang besar terhadap pemulihan pasien. 

Para periset menemukan bahwa setiap tingkat optimisme sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. 

Bahkan pasien yang mempunyai tingkat optimis di bawah 40% pun tidak memerlukan perawatan intens di rumah sakit. 

( BACA : Dituding Culik Anak, Tyas Mirasih Buka Suara!)

Orang-orang yang tidak sakit namun memiliki rasa optimis yang tinggi juga akan menurunkan resiko terserang penyakit. 

Dilansir Grid.ID dari dailymail, Dr Alexander Finaroff dari Duke University Medical Center mengatakan bahwa sangat penting untuk membuat pasien fokus terhadap harapan kesembuhan atas penyakit yang dideritanya. 

Dengan begitu, maka tingkat optimis juga akan meningkat. 

Studi lain yang dipublikasikan dalam dua tahun terakhir juga menemukan hasil yang sama untuk jenis penyakit kanker, stroke, penyakit pernafasan, dan infeksi. 

( BACA : Ada yang berbeda dari acara MOTOR Plus tahun 2018)

Orang yang optimis akan memiliki kadar kolesterol lebih rendah, terhindar dari peradangan, dan memiliki tingkat antioksidan yang lebih tinggi di dalam darah. 

Orang yang optimis tidak akan merasa khawatir sehingga mereka tetap bisa melakukan aktivitas olahraga yang menyehatkan badan. (*)