Laporan Wartawan Grid.ID, Asri Sulistyowati
Grid.ID - Baru-baru ini tengah viral sebuah video menampilkan fenomena alam berupa pusaran angin menjulang tinggi yang diduga sebagai tornado.
Angin bak jari tangan raksasa ini diabadikan dalam sebuah video dan diunggah pertama kali oleh akun Twitter TOMMY RIWU @RiwuTommy pada Rabu (4/12/2019).
Video ini pun lantas beredar luas di media sosial khususnya Twitter.
Sang pemilik akun Twitter menyebut lokasi fenomena alam ini terjadi di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam video berdurasi 29 detik itu, terlihat pusaran angin tersebut terus berputar di daerah lapang nan gersang.
Hingga hari ini (6/12/2019), video itu sudah ditonton sebanyak 39.2 ribu kali dengan retweet sebanyak 571 kali dan disukai oleh 890 orang.
Baca Juga: Jawa Barat Dilanda Angin Puting Beliung, Ternyata Ada Hubungannya dengan Badai di Thailand
Terkait hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasannya.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat (Kapusdatinmas) BNPB, Agus Wibowo membantah jika fenomena alam itu bukan tornado, melainkan puting beliung.
Namun, ia membenarkan jika fenomena tersebut terjadi di Kabupaten Rote Ndao, NTT.
"Sore ini (4/12/2019) sekitar jam 15.00 WIT terjadi kejadian puting beliung di Dusun Nggelak, Desa Meoain, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT," ungkap Agus pada Jumat (6/12/2019).
Kapusdatinmas BNPB melaporkan, ada seorang anak berusia 10 tahun menjadi korban luka-luka dari kejadian tersebut.
"Korban sudah dalam penanganan medis setempat," ujar Agus.
Sedangkan kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 1,5 juta.
Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang Rancaekek Bandung, BMKG Jelaskan Penyebabnya
Harta benda yang hilang dan rusak antara lain, 3 lembar seng rumah warga, 2 lembar seng pospol, dan atap rumah kuburan atasnama Dominggus Dami.
Sama dengan keterangan sebelumnya, Kepala Stasiun Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryatno pun membenarkan peristiwa itu merupakan puting beliung, bukan tornado.
"Itu adalah fenomena puting beliung di laut atau istilahnya water spot," ujar Daryatno.
Baca Juga: Puting Beliung di Rancaekek, Ramalan Roy Kiyoshi Sebelum Bencana Terjadi: Angin Berputar-putar!
Fenomena alam tersebut berlangsung sekitar 2 menit.
"Adapun skala waktunya enggak lama cuma sekitar 2 menit. Biasanya terjadi pada sore hari dan saat musin pancaroba," terang Daryatno.
Daryatno menjelaskan, saat itu suhu udara di lautan lebih rendah dibanding masa udara lainnya.
Baca Juga: Terjang Glagah Lamongan, Angin Puting Beliung Rusak Puskesmas dan Pelaminan
Sehingga, ada penumpukan masa udara pada daerah tersebut.
"Terjadi karena adanya perbedaan suhu udara di lautan dengan daratan," tandasnya.
Baca Juga: Bandung Dilanda Angin Puting Beliung, Seorang Warga Alami Kerugian Mencapai Belasan Juta Rupiah
(*)