Find Us On Social Media :

Demi Pelajari Penyakit Pembuluh Darah, Ilmuwan Kini Gunakan Anjing Kloning Sebagai Bahan Percobaan

By Nindya Galuh Aprillia, Senin, 12 Maret 2018 | 19:20 WIB

Ilmuwan kembangkan anjing kloning untuk ketahui penyakit genetika

Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin

Grid.ID - Sebuah laboratorium di Tiongkok melakukan penelitian dengan menggunakan anjing kloning sebagai percobaan.

Dilansir Grid.ID pada Senin (12/3/2018) melalui Dailystar, para ilmuwan itu menggunakan seekor anjing beagle kecil yang merupakan produk kloning.

Beberapa anjing kloning tinggal di kandang dan dibesarkan untuk tujuan mempelajari ateroklerosis.

Ateroklerosis adalah sebuah penyakit di mana timbunan lemak terbentuk dalam arteri manusia.

( BACA : Pasca Digerebek Sandy Tumiwa, Tessa Kaunang Jual Rumahnya! )

Hewan tersebut setiap hari diberikan obat-obatan sepanjang hidupnya.

Para peneliti mencoba mempelajari dampak obat-obatan itu.

Menurut ilmuwan, anjing kloning merupakan subyek yang baik untuk pengujian penyakit ateroklerosis.

Hal ini karena sekitar 400 dari 900 penyakit genetik yang anjing kloning warisi hampir sama dengan yang ditemukan pada manusia.

( BACA : Trauma Insiden Sergei Skripal, Vladimir Putin Akhirnya Lakukan Strategi Ini )

Profesor Universitas Pertanian Tiongkok, Shi Zhensheng mengatakan, anjing yang dikloning memiliki gen yang sangat bermanfaat bagi perusahaan farmasi.

"Sayangnya pasokan anjing kloning ini tidak banyak," kata Shi Zhensheng.

Tiongkok saat ini memang sedang mengembangkan teknologi kloning.

Negara ini lebih maju dari pada negara lain dalam teknik kloning.

( BACA : Nggak Nyangka, Tampilan Wajah Camila Cabello Saat Dilihat dari Dekat Tak Semulus yang Dikira! )

Pada bulan Januari 2018, para ilmuwan Tiongkok memamerkan anjing Zhong Zhong dan Hua Hua.

Kedua primata itu benar-benar identik seperti anjing pada umumnya.

Mereka dibuat dengan menggunakan teknik yang disebut transfer sel nuklir.

Ini adalah proses yang sama saat membuat hewan kloning pertama, Dolly si domba.

( BACA : Amankah Gunakan Obat Kumur dalam Waktu Jangka Panjang? Ini Penjelasan Pakar Kesehatan )

Terobosan tersebut dipuji sebagai langkah awal menuju kloning manusia karena gen dan struktur primata biasanya serupa. (*)