Find Us On Social Media :

Kasus Garuda Dinilai Cuma Kasus 'Kecil', Kini Erick Thohir Diminta Usut Skandal yang Memakan Uang Negara Sebesar Rp 16 Triliun di BUMN!

By Suar.id, Selasa, 10 Desember 2019 | 12:30 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir

Grid.ID - Telah terbongkarnya dugaan penyelundupan di maskapai Garuda Indonesia dinilai dapat membuka banyak pintu atas berbagai masalah-masalah di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kementerian BUMN mengatakan restrukturisasi dan penguatan fungsi manajemen akan menjadi kunci utama pembenahan BUMN, namun bagi pengamat, hal ini belum cukup.

Presiden Joko Widodo menegaskan pemecatan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari posisi direktur utama PT. Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir, menjadi pesan kepada semua jajaran direksi BUMN untuk tidak lagi bermain-main dan memanfaatkan jabatan demi kepentingan pribadi.

Dugaan penyelundupan di Garuda disebut sebagai "fenomena gunung es" oleh anggota Komisi VI DPR, yang membidangi industri, investasi, dan persaingan usaha, Andre Rosiade.

"Fenomena gunung es lah, bahwa masih banyak lagi masalah di BUMN, tapi belum terungkap," ujar Andre kepada BBC News Indonesia, Minggu (08/12).

Baca Juga: Erick Thohir Unggah Foto Bersama Anak Magang, Banyak Pujian Datang dari Netizen: Next President For Indonesia #2024?

Kata Staf Khusus

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menegaskan fokus pembenahan yang dilakukan saat ini adalah "perbaikan manajemen dan penguatan fungsi komisaris".

Namun, langkah-langkah itu dianggap tidak cukup efektif oleh pengamat BUMN yang menyebut upaya pembenahan di BUMN harus diimbangi upaya-upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap BUMN karena "buruknya tata kelola perusahaan", dengan memilih "jajaran manajemen yang memiliki kredibilitas".

"Jadi tidak hanya sekadar membuka yang disebut kotak pandora, tetapi juga harus bisa menutup kembali kotak pandora yang terbuka tadi dengan cara menempatkan orang-orang yang punya kompetensi dan kredibilitas, serta punya pengalaman yang kuat," ujar pengamat BUMN, Sunarsip.

'Jangan Main-Main'

Bersambung ke halaman selanjutnya