"Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname,” ujar dia.
Di masa kepemimpinan Ari, awak kabin juga merasa bekerja dalam tekanan, bagaimana tidak, salah sedikit saja manajemen Garuda langsung bisa memindah tugaskan yang bersangkutan.
“Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua,"
"Kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia.
(*)