Find Us On Social Media :

Orang-Orang Penting Amerika Takut Donald Trump Bakal Dipermainkan Kim Jong Un

By Ahmad Rifai, Selasa, 13 Maret 2018 | 23:41 WIB

Donald Trump dan Kim Jong Un | Montase dari Salon & The Japan Times

Grid.ID - Donald Trump hadir di Pennsylvania barat di hadapan basis Partai Republik pada Sabtu (10/3/2018).

Sebelumnya, Trump menerima undangan dari Kim Jong Un melalui utusan Korea Selatan (Korsel) yang menyambangi Korea Utara (Korut).

Banyak media menyoroti sikap sesumbar Presiden Amerika Serikat (AS) tentang rencana pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

(Baca juga: Donald Trump Sepakat Bertemu Dengan Kim Jong Un, Apa yang Akan Dibahas?)

"Kupikir Korea Utara akan berjalan dengan baik," ucap Trump.

"Kupikir kita akan sukses luar biasa."

"Mereka berjanji tidak akan menembak rudal untuk sementara dan ingin melakukan denuklirisasi."

Gembar-gembor ini makin dipertegas dengan pernyataan senada yang disampaikan Gedung Putih.  

(Baca juga: Trump Bisa Raih Nobel Perdamaian Asal Sukses Tuntaskan Misi Ini)

Namun dalam sebuah talk show di hari Minggu (11/3/2018) pagi, para senator menyampaikan pernyataan berbeda.

Meski hadir perasaan optimis, muncul kekhawatiran Trump akan dimanfaatkan oleh Korut.

Dalam sebuah program televisi bertajuk Meet the Press, Senator Elizabeth Warren menyebut pertemuan ini bakal menjadi kemenangan bagi si merah dari Semenanjung Korea.

"Ini melegitimasi, dalam pandangan mereka, kediktatoran dan program senjata nuklir mereka."

(Baca juga: Donald Trump Ingin Putri Kandungnya Diusir dari Gedung Putih?)

Meski dari Partai Demokrat, Senator Warren tetap berharap Tuan Presiden akan berhasil.

"Akan tetapi, ini adalah negosiasi yang sangat rumit."

"Dan yang saya khawatirkan, padahal kita baru saja mengalami kegoyahan dalam tubuh Departemen Luar Negeri."

"Saat ini kita belum memiliki duta besar untuk Korea Selatan."

Ditambah lagi, "Kami belum memiliki asisten sekertaris untuk seluruh wilayah ini (Semenanjung Korea)."

(Baca juga: Donlad Trump dan Kim Jong Un 'Bertemu', Lihat 8 Foto Kehebohan yang Mereka Ciptakan di Olimpiade Musim Dingin 2018)

Jeff Flake, kritikus Trump, juga menekankan kurangnya operasi diplomatik terkait kasus ini ini.

Padahal, komunikasi antara AS dan Korut sangat krusial dan melewati proses yang melelahkan.

(Baca juga: Sering Jadi Debat Rambut Trump Asli Atau Palsu, Video Ini Mengungkapkan yang Sebenarnya)

Kekhawatiran tidak hanya muncul dari kubu Partai Demokrat.

Senator Ron Johnson dari Partai Republik juga ikut mengungkapkan perhatiannya pada komitmen meragukan Korut untuk serius menjalankan program denuklirisasi.

Pembaca berita CNN, Jim Acosta menyebut Korut sebelumnya telah berjanji untuk melakukannya.

Namun sayang itu hanya berhenti sebatas bualan kata-kata belaka.

(Baca juga: Pesona First Lady Amerika Melania Trump dengan Atasan Turtleneck dan Coat Warna Kuning Serta Rok Kulit Berpotongan High-Slit )

Lantas Senator Johnson menyeloroh, "Apakah Tuan Presiden hanya naif di sini?"

"Semoga tidak," katanya ragu. 

Ia menganggap ini adalah kondisi déjà vu yang telah terjadi sebelumnya.

Senator Partai Republik lainnya, Lindsey Graham melempar dukungan meski sadar Presiden ke-45 AS sangat rentan untuk dimanfaatkan.

Ucapnya, "Hal terburuk yang dapat kau lakukan adalah bertemu dengan Presiden Trump secara langsung dan berusaha untuk mempermainkannya."(*)