Mira mulai mengalami perundungan dan dijauhi teman-temannya.
Ia pun memutuskan keluar dari sekolah, karena merasa sudah tak diterima lagi oleh murid-murid lain.
Lebih-lebih, Mira berasal dari keluarga miskin yang tinggal di sebuah pemukiman padat dan dikenal rawan kejahatan di Kota Bandung.
Uang keluarga kandas di meja judi
Ibunya bekerja di sebuah tempat jajanan dengan gaji yang minim.
Bapaknya seorang supir ojek pangkalan.
Bagaikan cerita di sinetron-sinetron murahan: masalah semakin parah karena bapaknya hobi berjudi, dan tentu selalu kalah sehingga hutang berserakan dimana-mana.
"Kadang gaji mama juga dipakai untuk bayar hutang bapak," ungkap Mira terisak. Dan kedua orangtuanya sering bertengkar.
Terperdaya Teman
Sekeluar sekolah, seorang temannya yang ia panggil kakak menawari apa yang tampak baginya seperti jalan keluar: bekerja sebagai pemandu lagu (PL) di sebuah tempat karaoke, tak jauh dari sebuah terminal bus.
Tawaran itu segera diterima Mira yang saat itu baru berusia 14 tahun.
Mira sempat ketakutan saat melayani klien pertamanya.