Grid.ID - Wanita bernama Sara Bedford tak menyangka nyawanya pernah terancam.
Ia terkena Aneurisma Otak.
Dikutip Grid.ID dari artikel yang ditayangkan StoryTrender 12 Maret 2018, empat tahun yang lalu Sara sedang berada di kantornya.
Tiba-tiba saja kepalanya sangat sakit dan ia pingsan.
"Aku sedang duduk di mejaku saat sakit kepala mendadak ini. Aku mencoba meraih obat, tapi aku tidak bisa bangkit kembali."
(BACA: Tumor Otak, Curigai Jika Kamu Mengalami Beberapa Hal Ini, Seperti Apa?)
"Untungnya seseorang melihat saya tersungkur di lantai dan membawa saya ke rumah sakit. Itu adalah rasa sakit terburuk yang pernah saya alami." ujar Sara menceritakan masa lalunya.
Beberapa jam kemudian, wanita berusia 35 tahun asal Australia itu berjuang untuk hidupnya di rumah sakit.
Dokter mendiagnosis Sara terkena Aneurisma Otak.
Aneurisma otak adalah pembesaran pembuluh darah pada otak akibat dinding pembuluh darah yang lemah.
Kondisi ini dapat menjadi sangat serius ketika aneurisma otak pecah dan terjadi pendarahan.
Mau tak mau dokter segera melakukan operasi kepada Sara.
Setelah empat jam operasi melelahkan, Sara memulai perjalanan panjang 16 bulan menuju pemulihan kesehatan.
Ia kehilangan sebagian besar memorinya.
Sara bagaikan manusia tanpa emosi.
Penampilannya pun juga sangat asing bagi dirinya sendiri.
Di kepalanya terdapat 44 buah staples, tanda jahitan bekas operasi.
Perlahan Sara pulih dengan perawatan medis yang intens.
Hingga ia bisa kembali sehat seperti sekarang.
(BACA: Sering Mengeluh Sakit Kepala, Rupanya Ada 30 Telur dan Larva Cacing Pita di Otak Seorang Pria)
Ia berkata, "Memiliki aneurisme adalah bagian dari diri saya sekarang. Saya mencoba membuatnya menjadi bagian yang positif dalam hidup saya."
Sara sekarang menjadi relawan yang sadar akan bahaya penyakit tersebut.
Dokter pernah mengatakan kepadanya bahwa aneurisma dipicu oleh kondisi turun temurun termasuk tekanan darah tinggi dan kolesterol darah.
"Saya memutuskan ini adalah kesempatan bagus untuk meningkatkan kesadaran tentang aneurisma kepada orang lain."
"Tidak semua orang penderita aneurisme seberuntung saya," ujarnya. (*)