Find Us On Social Media :

Canggihnya Teknologi 3D Mencetak Calon Bayi Hasil USG, Begini Caranya

By Alfa Pratama, Rabu, 14 Maret 2018 | 18:40 WIB

Penampakan hasil cetakan 3D.

Laporan Wartawan Grid.ID, Hastin Munawaroh

Grid.ID - Pernahkah terbayang untuk memegang bayi yang belum lahir?

Di Rusia, ternyata ada sebuah perusahaan yang bisa mencetak bayi secara 3D meski bayi itu belum lahir.

Perusahaan itu adalah Rusia Embryo 3D.

Dikutip Grid.ID dari artikel terbitan Bastille Post pada Selasa (13/3/18), bayi 3D diciptakan melalui pemindaian ultrasonografi (USG).

Pendiri perusahaan Rusia Embryo 3D, Ivan Gridin, awalnya menciptakan teknologi itu untuk membantu seorang teman.

(Keren, Halte Bis Ini Diciptakan Menggunakan Teknologi Cetak 3D, Ramah Lingkungan Lagi!)

"Temanku melakukan USG beberapa kali, tapi dia tak merasa puas dengan hasilnya," ungkap Ivan Gridin.

"Kebetulan saat itu aku sangat senang dengan teknologi 3D-printing, lalu aku mencetaknya," lanjut Ivan Gridin.

"Ini sangat aneh. Anak belum lahir tapi aku bisa menyentuh dan merasakannya seperti bayi sungguhan," kata seorang klien Rusia Embryo 3D.

Berikut ini cuplikan video pembuatan bayi 3D:

Teknologi printing 3D sebenarnya sudah berkembang sejak sekitar 1980-an.

Namun teknologi ini belum begitu dikenal hingga tahun 2010an ketika mesin cetak 3D ini diperkenalkan secara komersial.

Dalam sejarahnya Printer 3D pertama yang bekerja dengan baik dibuat oleh Chuck Hull dari 3D Systems Corp pada tahun 1984.

Berbeda dari printer konvensional yang hanya mencetak gambar secara 2 dimensi, printer 3D merupakan printer ‘pintar’ yang mampu mencetak objek konkrit 3 dimensi, sesuai dengan keinginan dari penggunanya.

(Kekinian nih, Mainan Puzzle 3D Tuna Satu Ini Bisa Bikin Kamu Belajar Anatomi Ikan)

Teknologi multiguna ini mampu mencetak sebuah objek secara presisi bahkan hingga ukuran millimeter.

Di Indonesia, teknologi 3D printing juga sudah mulai digunakan oleh para dokter spesialis bedah mulut.

Teknologi ini dipakai untuk mencetak anatomi mulut secara 3 dimensi, sehingga dapat memberikan gambaran bagian yang akan di operasi.

Tujuannya adalah untuk mempercepat dan memberikan akurasi dari kegiatan operasi tersebut.

Di dunia arsitektur, teknologi 3D printing dapat digunakan untuk mempresentasikan model prototipe dari sebuah bangunan (maket Arsitektur), sehingga memberikan akurasi terhadap detail dan skala bangunan. (*)