Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar
Grid.ID – Selalu ada hal menarik jika wastra nusantara yang menjadi bahan utama dalam karya sebuah perancang busana.
Di luar begitu banyak motif tenun yang diangkat di panggung catwalk atau etalase pusat perbelanjaan, Indonesia masih saja menyimpan kekayaan budaya.
Sebut saja seperti tenun ikat Pringgasela yang dinilai belum dieksplorasi secara maksimal keindahannya.
Jika tenun asal Lombok NTT, Bali atau tenun khas Sumatera sudah banyak hadir dalam koleksi para desainer Indonesia, tenun ikat Pringgasela juga patut mencuri perhatian kamu, deh…
Apa itu tenun Pringgasela dan dari mana asalnya? Desa Pringgasela merupakan sentra tenun ikat di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan menenun di desa Pringgasela mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian.
Tenun Pringgasela dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional gedogan serta pewarnaan alam dari tumbuhan seperti akar, batang kayu, dan daun.
Meskipun sebagai sentra penghasil tenun, namun tenun Pringgasela terbilang kurang dikenal secara luas dibandingkan tenun ikat dari daerah lain.
(Menengok Pesona ‘Kain Tenun Apa Adanya’ ala Desainer Wignyo Rahadi dari Tenun Gaya Menteng )
Upaya pengembangan terhadap tenun Pringgasela pun belum dilakukan secara signifikan.
Dalam rangka lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tenun serta mendorong pemasaran tenun Pringgasela ke tingkat nasional bahkan dunia, desainer Indonesia Wignyo Rahadi menunjukkan kreasinya terhadap tenun Pringgasela.
Wignyo Rahadi diundang oleh Bank Indonesia Provinsi NTB yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Perbankan tergerak mengembangkan tradisi setempat dengan melakukan program pembinaan kepada pengrajin tenun Pringgasela.
Meskipun penghasil tenun, tetapi desa prenggasela belm dikenal seara luas dibandingkan oleh tenun daerah lain. Wignyo Rahadi berupaya untuk mengangkat tenun pringgasela dengan motif sundawa dalam rancangan bertema 'In Lines'.
"Jadi awalnya, tuh, tenun yang kita gunakan ini motifnya namanya sundawa dari desa Pringgasela, Lombok Timur NTB. Kemudian mereka mempunyai ciri khas yang sangat kuat, jadi sangat berbeda dengan lingkungan lombok yang umunya songket, motifnya rame. Dan, saya diundang oleh Bank Indonesia untuk berkarya dengan tenun ini," jelas Wignyo Rahadi saat ditemui Grid.ID dalam acara Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018, Jakarta, Rabu (14/03/2018).
Koleksinya ini mengeksplorasi motif sundawa dengan ciri khas garis-garis yang terkesan modern yang disesuaikan dengan dinamika modern saat ini.
(Ternyata Inilah Rahasia Pewarnaan Kain Tenun Sumba yang Sangat Indah)
"Di desa Pringgasela ini banyak sungai jadi dia hanya mempunyai motif yang sangat simpel seperti garis-garis. Nah, saya sebagai desainer jadi lebih leluasa dalam membuat ini yang looknya modern," tambahnya.
Selain itu, koleksi 'In Lines' akan ditampilkan pula di Tokyo, Jepang dalam fashion show 'Indonesia Kain Party' pada awal April 2018.
Untuk itu 8 koleksinya yang ditampilkan menunjukkan siluet yang berciri khas Jepang seperti Kimono.
"Karena ini mau dibawa ke Tokyo jadi koleksi ini dibuatnya kayak ada obi, ada nuansa jepangnya. Jadi, tuh, hampir semuanya pake obi seperti itu. Dan ada beberapa model yang seperti kimono. Ya intinya beberapa siluetnya ya ke sana (Jepang). Konsepnya saya sih masih tetep etnik modern," papar Wignyo Rahadi menerangkan.
Ia pun mengakui bahwa ia tertarik dengan motif dan warna, untuk itu ia sangat senang dapat berkarya menggunakan tenun Pringgasela.
Sumber pewarnaan dari alam juga membuat Wignyo Rahadi untuk terus mempertahankan tenun ini.
(Suka Pakai Kain Tenun, Inilah Perawatannya yang Perlu Kamu Ketahui !)
"Saya dari dulu udah tertarik dengan motif dan warna, dan ini pewarnaannya dari alam, seperti kunyit, kulit pohon, daun mangga, kulit nangka dan lain sebagainya. Sumber pewarna alam itu banyak dan itu harus dipertahankan," tutur Wignyo Rahadi kepada Stylo Grid.ID
Melalui fashion show ini diharapkan dapat menggaungkan tenun Pringgasela secara luas dan menginspirasi kalangan desainer dan produsen fashion lain untuk menggunakan material tenun tersebut. (*)