Find Us On Social Media :

Penjelasan Desainer Indonesia Wignyo Rahadi Tentang Harga Kain Tradisional yang Disebut Mahal

By Ridho Nugroho , Kamis, 15 Maret 2018 | 18:27 WIB

Wignyo Rahadi memamerkan 8 koleksi busana Tenun Pringgasela dari NTB yang belum maksimal dieksplorasi keindahannya.

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar

Grid.ID – Sepuluh tahun belakangan, ‘kejayaan’ busana etnik dari kain asli Indonesia mulai diminati seluruh kalangan.

Jika dulu wastra nusantara terkesan ‘segmented’ untuk mereka yang gemar mengoleksi motif cantik dari batik, tenun, songket dan lainnya, kini justru sebaliknya.

Yap, keberhasilan para penggiat mode serta pelaku bisnis untuk membawa wastra Indonesia menjadi ‘bahan’ utama busana dalam industri fashion terbilang cukup berhasil.

(Pesona Tenun Pringgasela yang Belum Dieksplorasi di Tangan Desainer Wignyo Rahadi dalam 8 Koleksi Busana Bertemakan In Lines)

Dengan mudahnya, kamu bisa menemukan sederet desainer muda yang tak malu dan bahkan sangat bangga mengangkat busana etnik yang begitu cantik dari batik, songket, tenun dan lainnya.

Nggak sampai di situ saja, hebatnya, para desainer Indonesia juga sukses menampilkan wastra nusantara dalam gaya modern yang memiliki daya jual tinggi.

Ini membuktikkan bahwa kemajuan industri fashion dan juga tekstil tidak membuat popularitas kain tradisional ini kalah bersaing.

(Ini Cara Vivi Zubedi Membuat Kain Tenun Tradisional Agar Dilirik Penikmat Fashion Dunia)

Bahkan kini, banyak masyarakat yang minat akan kain tradisional sehingga digunakan sebagai busana sehari-hari.

Meski demikian, ada juga yang tidak menggunakannya karena harganya relatif mahal.

Banyak stigma masyarakat yang mengatakan bahwa kain warisan budaya ini dijual dengan harga yang relatif tinggi.