Parahnya, jika beras merupakan bagian utama dari makanan bayi atau ibu hamil, ini bisa memengaruhi perkembangan anak.
(BACA : Apple Luncurkan Situs Keluarga Agar Anak Tetap Aman Bermain Ponsel)
Arsenik dapat menimbulkan efek neurologis (saraf) jika terpapar pada awal kehidupan.
Selain itu, anak-anak juga lebih rentan terhadap toksisitas arsenik.
Oleh karena itu, FDA menyarankan untuk tidak mengonsumsi susu beras sebagai bagian dari diet anak-anak sebelum berusia lima tahun.
FDA Amerika Serikat juga merekomendasikan memberi makan bayi dan balita berbagai jenis padi-padian (bukan hanya beras) untuk mengurangi risiko ini, misalnya oats dan gandum.
(BACA : Jangan Buang Kulit Telur, Ini 5 Manfaat Tersembunyi yang Tidak Kamu Tahu)
Pencegahan yang lebih efektif adalah memasak nasi dengan air yang banyak (rasio 1:6 sampai 1:10), lalu keluarkan air yang tersisa sebelum dimakan.
Metode ini dapat mengurangi 40% sampai 60% kandungan arsenik anorganik (tergantung pada jenis beras).
Walau metode ini juga dapat menghilangkan beberapa nutrisi penting, tapi lebih baik dipilih daripada anak-anak dan ibu hamil mengonsumsi arsenik.
(Artikel ini pernah tayang di Nakita dengan judul : "Cara Memasak Beras Salah, Berbahaya Bagi Ibu Hamil dan Anak")