"Jadi kita berkunjung ke rumah sanak keluarga, ke tetanga kita. Setiap mampir ke rumah, nanti ada satu yang ikut. Sampai nanti ke rumah terakhir," ucap Michiels.
Rabo-rabo diambil dari bahasa Portugis yaitu kata Rabo yang berarti mengekor.
Oleh karena itu, tradisi ini diawali dengan mengunjungi beberapa gereja di sekitar Kampung Tugu.
Tak hanya gereja, para umat Kristiani juga mengunjungi rumah warga satu persatu sambil menyanyi dan menari diiringi musik tradisional Keroncong Tugu.
Baca Juga: Pilihan Model Sepatu yang Cocok Dipakai saat Mengikuti Ibadah Natal di Gereja
Uniknya, ketika sampai rumah warga mereka akan langsung berciuman pipi kiri dan kanan dengan keluarga rumah yang didatangi, bernyanyi, berjoget, sembari makan camilan, dan minum.
Setelah selesai dua sampai empat lagu yang diiringi lantunan musik lincah, mereka siap bergeser ke rumah warga lain.
Namun, sebelum melaksanakan Rabo-rabo, para umat Kristiani terlebih dahulu akan melaksanakan kebaktian doa atau ibadah bersama di gereja.
Warga yang rumahnya dikunjungi harus keluar rumah dan ikut mengekor pada rombongan, bergabung untuk menyanyi dan menari sambil mengunjungi rumah berikutnya.
Baca Juga: Natal 2019: 10 Ucapan Selamat Natal dalam Bahasa Inggris, Cocok untuk Dikirim via Whats App!
2. Tradisi Kunci Taon di Manado
Tradisi Taon merupakan acara penutupan dari rangkaian perayaan Natal yang diselenggarakan sejak 1 Desember.
Kunci taon merupakan pawai keliling kampung dengan berbagai kostum lucu yang biasa diadakan pada minggu pertama bulan Januari.