Find Us On Social Media :

Natal 2019: 8 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Mulai dari Meledakkan Meriam Bambu Sampai Menyanyi dengan Musik Keroncong

By None, Minggu, 22 Desember 2019 | 04:00 WIB

Natal 2019: 8 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Mulai dari Meledakkan Meriam Bambu Sampai Menyanyi dengan Musik Keroncong

Grid.ID - Natal 2019 sebentar lagi akan segera tiba dan beragam tradisi perayaan Natal di Indonesia akan segera dilaksanakan.

Ya, tak hanya memasang pohon Natal, ada pula beragam tradisi perayaan Natal di Indonesia yang bakal kita jumpai pada Natal 2019 ini.

Apa saja 8 tradisi perayaan Natal di Indonesia yang dapat jadi tujuan wisata pada Natal 2019 ini?

Baca Juga: Natal 2019: Dari Merah Sampai Emas, Inilah Arti 4 Warna Natal yang Sering Digunakan untuk Menyambut Kelahiran Sang Juru Selamat

1. Tradisi Rabo-Rabo di Jakarta

Tradisi Rabo-rabo merupakan ritual yang biasa dilakukan masyarakat Komunitas Tugu, Semper Barat, Kecamatan Kota.

Warga Kampung Tugu merupakan keturunan orang Portugis yang dijadikan pekerja dan serdadu di zaman Belanda.

Lebih dari ratusan tahun mereka menetap di kawasan Semper, Jakarta Utara dan telah berakulturasi dengan penduduk lokal.

Melansir dari laman kompas.com, Ketua Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT), Erni Lissie Michiele (68) mengungkapkan tradisi Rabo-rabo sudah lama sekali dilakukan.

"Jadi kita berkunjung ke rumah sanak keluarga, ke tetanga kita. Setiap mampir ke rumah, nanti ada satu yang ikut. Sampai nanti ke rumah terakhir," ucap Michiels.

Rabo-rabo diambil dari bahasa Portugis yaitu kata Rabo yang berarti mengekor.

Oleh karena itu, tradisi ini diawali dengan mengunjungi beberapa gereja di sekitar Kampung Tugu.

Tak hanya gereja, para umat Kristiani juga mengunjungi rumah warga satu persatu sambil menyanyi dan menari diiringi musik tradisional Keroncong Tugu.

Baca Juga: Pilihan Model Sepatu yang Cocok Dipakai saat Mengikuti Ibadah Natal di Gereja

Uniknya, ketika sampai rumah warga mereka akan langsung berciuman pipi kiri dan kanan dengan keluarga rumah yang didatangi, bernyanyi, berjoget, sembari makan camilan, dan minum.

Setelah selesai dua sampai empat lagu yang diiringi lantunan musik lincah, mereka siap bergeser ke rumah warga lain.

Namun, sebelum melaksanakan Rabo-rabo, para umat Kristiani terlebih dahulu akan melaksanakan kebaktian doa atau ibadah bersama di gereja.

Warga yang rumahnya dikunjungi harus keluar rumah dan ikut mengekor pada rombongan, bergabung untuk menyanyi dan menari sambil mengunjungi rumah berikutnya.

Baca Juga: Natal 2019: 10 Ucapan Selamat Natal dalam Bahasa Inggris, Cocok untuk Dikirim via Whats App!

 

2. Tradisi Kunci Taon di Manado

Tradisi Taon merupakan acara penutupan dari rangkaian perayaan Natal yang diselenggarakan sejak 1 Desember.

Kunci taon merupakan pawai keliling kampung dengan berbagai kostum lucu yang biasa diadakan pada minggu pertama bulan Januari.

Terdapat pawai Sinterklas yang dilakukan oleh para pemuda Manado sambil membagian hadiah kepada anak-anak.

Penutup acara itulah yang dikenal dengan sebutan Festival Kunci Taon.

Baca Juga: 7 Potret Artis Indonesia Rayakan Natal 2018, Fotonya Punya Tema yang Unik!

 

3. Lovely December di Toraja

Pada tahun 2017 lalu, Pemkab Toraja mengadakan sebuah festival budaya dan pariwisata bertajuk "Lovely December".

Festival ini dimulai sejak awal bulan Desember hingga malam puncak pada 26 Desember dengan kegiatan arak-arakan yang disebut lettoan.

Acara tersebut menyuguhkan aneka festival bertema budaya seperti pameran kuliner dan kerajinan daerah.

Tak hanya itu, terdapat kegiatan perlombaan rakit tradisional dan pagelaran kerajinan bambu.

Baca Juga: Berulang Tahun, Nino Fernandez Hadiahi Diri Sendiri Berupa Barang Diskonan Natal Tahun Lalu

 

4. Gereja Penjor di Bali

Penjor merupakan bambu yang dihiasi janur (daun kelapa muda) sebagai ornamen khas Bali.

Biasanya gereja-gereja yang ada di Bali sering dihiasi penjor pada Hari Natal.

Tak hanya itu, para umat Kristiani Bali juga mengenakan pakaian adat Bali, yaitu kebaya, selendang, dan kain kamen dengan warna hitam-putih.

Baca Juga: Beda Keyakinan, Yuni Shara Ajak Anak-anaknya Rayakan Natal Bareng Mantan Suami Setelah 10 Tahun Bercerai

Seperti yang diwartakan Kompas.com, penjor atau "menjor" merupakan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun sejak tahun 1935 silam.

Tradisi tersebut merupakan bentuk asimilasi antara kebudayaan Nasrani dan Hindu Bali.

5. Meriam Bambu di Ambon

Tradisi Meriam Bambu pada perayaan Hari Natal di Ambon dan Flores NTT.

Tradisi selanjutnya yaitu meriam bambu yang ada di Ambon dan Flores, NTT.

Biasanya, di setiap sudut kota pada malam Natal akan dipasang meriam bambu yang kemudian akan diledakkan pada malam perayaan Natal.

Peledakan meriam bambu tersebut juga dibarengi dengan permainan kembang api.

Namun uniknya, tradisi ini bermula dari budaya Mangarai sebagai pertanda seseorang meninggal dunia agar orang-orang di tempat lain mengetahui.

Baca Juga: Natal 2018: Inilah 4 Film Legendaris yang Cocok Diputar Saat Natal, dari Home Alone Sampai A Christmas Carol

 

6. Tradisi Marbinda di Sumatera Utara

Berbeda dengan tradisi lainnya, di Sumatera Utara para umat Kristiani melakukan tradisi menyembelih seekor hewan yang dilakukan bersama dengan sekelompok masyarakat.

Biasanya hewan yang disembelih merupakan kesepakatan menabung bersama antara sejumlah orang dari beberapa bulan sebelumnya.

Namun biasanya, binatang yang disembelih antara lain kerbau atau babi.

7. Wayang Kulit Kelahiran Yesus di Yogyakarta

Di Yogyakarta, terdapat pagelaran wayang kulit yang mengangkat kisah kelahiran Yesus.

Sebagai kota yang dikenal sarat nilai budaya, perayaan natal di Yogya diwarnai hal-hal berbau adat dan budaya seperti pengenaan pakaian adat khas Yogyakarta.

Pakaian adat dikenakan yaitu beskap dan blangkon pada Pastor dan Pendeta saat perayaan Misa.

Selain mengenakan pakaian khas Yogyakarta, para pastor dan pendeta pun berkhotbah dalam bahasa Jawa halus.

Baca Juga: 7 Potret Artis Indonesia Rayakan Natal 2018, Fotonya Punya Tema yang Unik!

 

8. Tradisi Barapan di Papua

Tradisi Barapan di Papua sebagai perayaan Hari Natal.

Tradisi barapen atau yang biasa disebut tradisi bakar baru merupakan ritual kuliner sebagai ungkapan kebahagiaan Natal di Papua.

Dilansir Grid.ID dari laman Tribunnews.com, perayaan yang biasa dilakukan masyarakat Kristiani di wilayah ujung timur Indonesia tersebut dimaksudkan sebagai ugkapan rasa syukur, kebersamaan, dan saling berbagi setelah pelaksanaan Misa atau ibadah Natal di gereja.

Sebelum perayaan Misa, mereka akan bersama-sama memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan pelengkap lainnya pada lubang yang berisi batu panas membara.

Proses pemasakan yang dilakukan sekitar setengah hari tersebut juga mampu menyatukan ikatan silaturahim antar warga. (Grid.ID/ Novita D.)

Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul Natal 2018: Berikut 8 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Salah Satunya Meledakkan Meriam Bambu

(*)