Find Us On Social Media :

Teror Ular Kobra Semakin Marak Masuk Kawasan Perkotaan dan Pemukiman, Panji Petualang Jelaskan Penyebabnya!

By Novia, Senin, 16 Desember 2019 | 11:17 WIB

Ular kobra yang mengagetkan penjaga toko di jalan Jawa Jember.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Munculnya ular kobra di beberapa pemukiman warga masih terus berlanjut.

Teror ular kobra beberapa waktu lalu ditemukan di kawasan masjid, rumah hingga indekos.

Kini teror ular kobra kembali dikabarkan muncul di kamar mandi toko sepatu, di Jalan Jawa, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur, Sabtu (14/12/2019) malam.

“Awalnya karyawan toko mau mandi saat magrib, terus kaget ada ular dari saluran kamar mandi, langsung memanggil saya,” kata Adil, salah seorang warga yang juga berjualan di kawasan Jalan Jawa, kutip Grid.ID dari Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Baca Juga: Tak Kapok Digerebek Istri Saat Selingkuh dengan Istri Orang di Kamar Kos, Oknum Guru PNS di Kapuas Hulu Ternyata Pernah Lakukan Dosa yang Sama Sebelumnya

Adil kemudian mengevakuasi ular dengan kayu dan alat seadanya.

“Ularnya seperti ular kobra, tegak kepalanya dan berdesis,” jelas Adil.

Akhirnya, ular yang memiliki ukuran sebesar pipa peralon tersebut dibunuh karena dianggap membahayakan warga.

Ular kobra yang memasuki kamar mandi tersebut, diduga berasal dari bekas sawah yang ada di belakang toko.

Baca Juga: Tak Hanya Curi Perhatian, Fans Asal Indonesia Ini Sukses Dapat Pujian dari V BTS

Sebab beberapa waktu lalu, ada ular yang sempat masuk namun berhasil menghilang.

“Mungkin itu yang dulu, karena dulu tidak ketemu. Kata orang-orang memang banyak di sini ularnya, karena bekas sawah,” kata Adil.

Sementara itu melansir dari kanal Youtube Panji Petualang pada Senin (16/12/2019), ia menjelaskan mengapa ular kobra kerap ditemukan di wilayah pemukiman.

Panji menyampaikan bahwa ular dan reptil akan masuk musim kawin, di awal tahun atau sekitar Januari sampai Maret.

"Biasanya di akhir tahun akan bermunculan anak-anak ular dan reptil lain ke dunia ini," ujar Panji Petualang.

Baca Juga: 4 Tahun Dipersunting Pengusaha Tajir, Chacha Frederica Akhirnya Umumkan Kehamilan, Doa dari Para Sahabat Langsung Banjiri Postingan Terbarunya

Sementara itu, Panji juga menjelaskan sebelum manusia menemukan tempat untuk tinggal, reptil jauh lebih dahulu menempati habitat tersebut untuk kehidupan mereka.

Kehidupan para reptil dan hewan lain saat itu disebutkan Panji masih memiliki ekosistem dan rantai makanan yang seimbang.

Namun, seiring berjalannya waktu populasi manusia yang semakin bertumbuh sementara rumah bagi hewan akhirnya tergusur.

Pembukaan lahan yang dijalankan terus menerus inilah akhirnya menganggu ekosistem hewan dan predator lain.

Baca Juga: Bongkar Rahasia Wajah Cantik dan Awet Mudanya, Nafa Urbach Tak Sadar Gunakan Susuk, Roy Kiyosih: Kak Nafa Ini Seperti Medan Magnetnya Makhluk Halus

Oleh sebab itu hewan dan predator ini pontang-panting mencari rumah baru untuk tinggal.

"Hewan tersebut pontang-panting ke sana ke mari mencari rumah baru untuk mereka. Ketika terciduk ditemukan manusia, manusia akan membunuhnya, manusia menganggap mereka adalah hewan berbahaya," ujar Panji Petualang.

Hal inilah yang menjadi faktor utama kenapa banyak ular masuk ke pemukiman.

Selain itu faktor makanan yang dibutuhkan ular kobra dan beberapa uar lainnya adalah tikus.

Sementara itu tikus pun banyak berada di rumah-rumah dan pemukiman warga.

"(Akhirnya) mereka masuk ke permukiman untuk memburu tikus," tutur Panji.

(*)