Find Us On Social Media :

Kisah Haru Seorang Pria Tunanetra Asal NTT, Rawat Istri dan Anaknya yang Idap Gangguan Jiwa, Hingga Bertahan Hidup dari Belas Kasihan Tetangga

By Fabia Nurmauli Rosales, Senin, 16 Desember 2019 | 15:48 WIB

Pria tuna netra yang rawat istri dan anaknya yang idap gangguan jiwa

Laporan Wartawan Grid.ID, Fabia Nurmauli Rosales

Grid.ID - Seorang pria tunanetra asal Kampung Mano Nancang, Kelurahan Mandosawu, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) hidup dalam keterbatasan.

Pasalnya bukan hanya memiliki terbatasan, Martinus juga harus merawat istri dan anaknya yang mengidap gangguan jiwa.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com pada Minggu (15/12/2019), Martinus dan keluarga setiap hari hanya berharap pada belas kasihan orang untuk menyambung hidupnya.

Beberapa yang merasa tidak tega dengan kehidupan keluarga tersebut memberikan uang yang digunakan Martinus untuk membeli sayur dan kebutuhan rumah yang lain.

Baca Juga: Viral Potret Pasangan Tunanetra Penjual Kerupuk Beli Bakso, Suami Pura-pura Makan Karena Uang di Kantong Hanya Cukup untuk Satu Mangkok

"Untuk menghidupkan keluarga, saya menerima beras dari tetangga atau keluarga, atau orang yang memiliki kecukupan saat berkunjung ke rumah."

"Hidup kami atas belas kasihan tetangga dan orang yang selalu mengunjungi rumah kami," ujar Martinus yang dikutip dari Kompas.com pada Jumat (13/12/2019).

Awalnya Martinus dan Istinya Paulina Dihus bekerja bersama dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Namun pada tahun 2007, istrinya mulai menderita gangguan jiwa, begitu juga dengan anak sulungnya Fransiska.

Baca Juga: Yura Yunita Kena 'Tamparan' Anak Tunanetra yang Membuatnya Semangat Berkarya

Keadaan tersebut harus membuat Martinus yang tunanetra sejak lahir mau tidak mau tetap mengurusi istri dan anaknya.

Harapan Martinus hanya ada seseorang yang bersedia memperbaiki dapurnya supaya ia bisa nyaman makan bersama anak dan istrinya.

Martinus tinggal di sebuah rumah reyot berukuran 5x6 meter dan lantainya dari semen serta dinding yang terbuat dari papan dengan beratapkan seng.

Memiliki dua tempat tidur dengan kelambu yang rusak, tidak membuat Martinus meninggalkan anak dan istrinya tersebut.

Baca Juga: Raih Bonus Miliaran Rupiah, Hendi Wirawan Pecatur Tunanetra Miliki Cita-cita Mulia

Ia juga sering memasak dan masakanya enak, hal ini diungkapkan oleh Donikus Wangku, tetangga Martinus.

"Masakan nasi dan sayur Bapak Martinus ini sangat enak untuk mereka makan bertiga," ucap Wangku yang dikutip dari Kompas.com

Kisah haru lainnya juga ada seorang pria yang merawat anaknya yang berkebutuhan khusus.

Dikutip dari Bangkapos.com, seorang pria bernama Sai Pho yang dengan sabar dan ikhlas merawat anaknya Yap Che Ti yang kini berusia 43 tahun.

Baca Juga: Bukan Hitam, Lantas Apa yang Dilihat Oleh Para Tunanetra?

Sejak Yap Che Ti berusia tiga tahun, ia mengalami sakit, dan berangsur-angsur cukup lama dan menyebabkan rambutnya rontok.

Tidak hanya rambutnya yang rontok Yap Che Ti juga mulai kehilangan pengelihatannya.

Melihat anaknya yang berkebutuhan khusus, tidak melunturkan kasih sayang Sai Pho.

"Ini takdir dan jalan dari Yang Maha Kuasa tidak bisa saya tolak."

"Menyesal pun saya tidak dengan kondisi ini, melihat dia semangat melanjutkan hidupnya malah saya semakin terdorong untuk merawat dia semampu saya," kata Sai Pho seusai mengikuti peringatan Hari Disabilitas Internasional, yang dikutip dari Bangkapos.com pada Selasa (3/12/2019).

Baca Juga: Duet Bareng Penyanyi Tunanetra, Sheryl Sheinafia Sihir Penonton di Preshow Opening Ceremony Asian Para Games 2018

Baginya Yap Che Ti adalah titipan dari Tuhan untuknya yang harus ia jaga.

Memiliki perekonomian dan harus merawat anak dengan kebutuhan khusus membuat pria berumur 70 tahun tersebut harus kerja serabutan banting tulang.

Sejak kecil Yap Che Ti telah berobat kebanyak tempat.

Namun sayangnya perjuangan Sai Pho dan istrinya belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Perankan Karakter Sorang Tunanetra, Park Hyun Sik dan Han Ji Min Katakan Hal Ini!

Ia dan istrinya juga tidak mengeluh dan masih tetap menyayangi putrinya tersebut.

Saat ini ia hanya berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hak disabilitas khususnya bagi warga ekonomi pra sejahtera.

"Sekarang cuma bisa mengharapkan bantuan dari anak kedua dan ketiga, karena saya sudah tidak lagi bekerja dengan usia dan kondisi tubuh yang tidak lagi kuat," ucapnya yang dikutip dari Bangkapos.com. (*)