Laporan Wartawan Grid.ID, Maria Novika Diah Siswari
Grid.ID - Natal 2019 yang dirayakan pada tanggal 25 Desember 2019 akan datang sebentar lagi.
Banyak persiapan yang dilakukan untuk menyambut Natal 2019 yang merupakan peringatan Kelahiran Yesus Kristus yang jatuh pada tanggal 25 Desember.
Tanggal 25 Desember yang merupakan tanggal perayaan Natal 2019 ini sudah menjadi tradisi di berbagai negara, terutama di Eropa.
Tapi tahukah kamu bahwa sebenarnya tanggal 25 Desember bukan merupakan hari lahir dari tokoh agama tersebut?
Melansir dari History.com (24/12/2012), pada kenyataannya, tiga abad pertama setelah Gereja Kristen berdiri, kelahiran Yesus tidak pernah dirayakan.
Alkitab tidak menyebutkan hari ulang tahun Yesus yang tepat, dan kisah Kelahiran Yesus berisi petunjuk yang bertentangan.
Contohnya saat Yesus lahir, terdapat domba dan penggembalanya yang merujuk pada waktu awal musim semi.
Ketika para petinggi gereja menetapkan pada tanggal 25 Desember sebagai hari raya kelahiran Yesus di akhir abad ketiga, mereka kemungkinan menginginkan tanggal tersebut bertepatan dengan festival pagan yang ada untuk menghormati Saturnus (dewa pertanian Romawi) dan Mithra (dewa cahaya Persia).
Dengan cara itu, akan menjadi lebih mudah untuk meyakinkan kaum penyembah berhala Roma untuk menerima agama Kristen sebagai agama resmi kekaisaran.
Gereja lebih dulu merayakan Hari Raya Epifani pada 6 Januari yang memeringati kedatangan orang Majus untuk mengunjungi Yesus yang baru lahir.
Selain itu, Hari Raya Paskah yang memperingati kebangkitan Yesus juga dirayakan pada Zaman itu.
Hanya dua hari raya itulah yang dianggap sebagai hari raya besar orang Kristen pada masa itu.
Perayaan peringatan kelahiran Yesus pada 25 Desember muncul pada kalender romawi pada Tahun 336 Masehi.
Perayaan Natal kemudian mulai berkembang di dunia barat pada beberapa abad kemudian.
Namun banyak orang Kristen yang masih menganggap perayaan Hari Raya Epifani dan Paskah lebih penting dari pada Natal.
Bahkan ada beberapa kaum termasuk kaum Puritan dari Inggris melarang perayaan ini dikarenakan mereka percaya bahwa tradisi tukar kado dan menghias pohon saat natal, berkaitan dengan pemujaan berhala.
Namun kini, perayaan Natal menjadi sebuah tradisi yang dirayakan oleh seluruh umat Kristen yang memiliki keistimewaan pada setiap daerahnya.
(*)