Find Us On Social Media :

Inilah Negara Tertua dan Terkecil di Dunia, Bebas Pajak Buat Pelancong yang Berbelanja

By Alfa, Minggu, 18 Maret 2018 | 01:37 WIB

Hanya seluas 23,6 mil persegi, negara super kecil San Marino berada di tebing yang dikelilingi oleh hamparan pemandangan Italia. (Elle Decor)

Grid.ID - Menurut United Nations World Tourism Organization, benua Eropa dianggap menarik lebih banyak wisatawan internasional daripada wilayah lain di dunia.

Secara mengejutkan, 616 juta orang telah mengunjungi benua itu tahun lalu dengan berbagai destinasi yang dipilih.

Masing-masing menawarkan sejarah, daya kreativitas, dan lanskap epik yang menarik perhatian.

Perancis menjadi destinasi utama para pelancong di benua Eropa.

Lalu, bagaimana dengan negara-negara lainnya?

Berada di atas tebing yang dikelilingi oleh hamparan pemandangan Italia, negara kecil bernama San Marino memegang gelar sebagai negara yang paling jarang dikunjungi di Eropa.

(Bisa Berkunjung ke Eropa, Kim Jong Un dan Ayahnya Disebut Pernah Memanipulasi Data)

San Marino yang hanya memiliki luas 23,6 mil persegi ini didirikan pada abad keempat dan menjadi salah satu republik tertua di dunia.

San Marino bertahan dari saat negara-negara kota berkembang di seluruh Eropa.

Ibukota dari negara ini juga bernama San Marino, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang dihiasi oleh tiga benteng mengesankan, sebagai bukti masa lalu yang penuh dengan pergolakan.

(Inilah Restoran Tertua di Eropa, Letaknya di Kampung Halaman Max Born )

Gunung Titano, bagian dari jajaran Apennine, mendominasi pemandangan San Marino yang dikelilingi oleh negara Italia, dengan lanskap yang jelas sampai ke Laut Adriatik.

Batu tua di lereng tampak menawarkan tempat untuk menikmati bentangan hijau pemandangan yang ada di bawahnya.

Naiklah gondola dari kota Borgo Maggiore ke pusat bersejarah untuk menikmati pemandangan Italia yang menyapu ke segala arah.

Semua aturan makanan Italia utara juga berlaku di sini, dengan tradisi yang kuat dalam pembuatan kue.

Makanan laut, hidangan pasta, dan daging yang berat menyeimbangkan kesegaran dan modernitas dengan bahan-bahan lokal.

(Wow, 4 Atlet Pyeongchang Winter Olympics 2018 Asal Eropa dan Amerika ini Ternyata Penggemar K-Pop loh!)

Daerah ini memiliki hidangan favorit yang disebut piada, mirip dengan piadina dari wilayah Emilia-Romagna di Italia.

Selain itu, jangan lupa mencicipi anggurnya.

San Marino menghasilkan anggur selama hampir dua ribu tahun, mengawetkan botol anggur di gua-gua untuk suhu optimal.

Pengunjung dapat menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan menyusuri ibukota yang bersejarah tersebut, layaknya mengunjungi museum.

Ada rumah biara pada abad ke 14 dan 16, Teater Titano pada abad ke-18, dan sebuah basilika neoklasik yang dibangun pada abad ke-19.

Di tengah kota, terdapat Palazzo Pubblico dan Florence's Palazzo Vecchio yang memiliki gaya arsitektur yang memesona.

(Bersepeda Menyusuri Sungai Clutha, Selandia Baru, Sensasi Merasakan Sepeda Gunung Listrik)

Kebijakan bebas pajak San Marino membuat belanja di negara tersebut lebih murah daripada Italia atau di daerah lain.

Keramik modern abad pertengahan dapat menjadi pilihan yang patut diperhitungkan oleh para kolektor.

Selain itu, perangko-perangko akhir abad ke-19 yang dahulu hanya digunakan di dalam batas negara bagian juga sayang untuk dilewatkan.

San Marino mungkin bukan anggota Uni Eropa, tetapi ia dapat “berbagi” pelancong yang ada di Italia, khususnya mereka yang berlibur kurang dari 10 hari.

Lokasi yang ideal memudahkan perjalanan sehari dari kota-kota seperti Florence atau Bologna, yang dapat ditempuh kurang dari tiga jam perjalanan. (*)

(Artikel ini juga tayang di National Geographic dengan judul Inilah Negara yang Paling Jarang Dikunjungi di Eropa